JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Duren Tiga Muhammad Mursid menegaskan, replika pocong dan mumi dipasang bukan dengan maksud menakut-nakuti warga yang melintas di kawasan Simpang Tiga Kalibata.
Pemasangan replika pocong dan mumi bertujuan untuk mengingatkan bahaya penularan Covid-19 dan mengingatkan penerapan protokol kesehatan.
“Kami bukan menakut-nakuti. Kami harapkan supaya masyarakat supaya sadar akan pentingnya protokol kesehatan,” ujar Mursid saat dihubungi, Senin (31/8/2020) sore.
Baca juga: Sosialisasi Bahaya Covid-19, Replika Pocong dan Mumi Dipajang di Simpang Tiga Kalibata
Menurut dia, sebagian warga di Jakarta masih banyak yang tak menganggap penting protokol kesehatan.
Padahal, protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, bisa mencegah penularan Covid-19.
“Intinya (replika pocong dan mumi) menyadarkan bahaya Covid-19 dan pentingnya protokol kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: Sosialisasi Covid-19, PPSU di Kecamatan Cilandak Panggul Peti Mati
Sebelumnya, sejumlah pengendara motor di Simpang Tiga Kalibata mengaku takut melihat replika pocong dan mumi.
Seorang pengendara motor, Mulyadi, mengatakan bahwa replika pocong dan mumi mengundang perhatian banyak orang termasuk dirinya untuk melihat.
Meski takut, ia menganggap usaha pemasangan replika pocong dan mumi adalah hal yang kreatif.
Baca juga: Monumen Peti Mati Tanda Bahaya Covid-19 Dipasang di Pademangan Barat
“Saya efeknya takut setelah lihat, ini mengingatkan saya tentang Covid-19,” kata Mulyadi saat ditemui di Simpang Kalibata, Senin sore.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan