JAKARTA, KOMPAS.com - Kapasitas ketersediaan tempat tidur rawat inap ruang ICU di seluruh rumah sakit umum daerah (RSUD) di DKI Jakarta telah terisi lebih dari 90 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam laman http://eis.dinkes.jakarta.go.id hingga Selasa (1/9/2020) pukul 11.18 WIB, hanya tersisa 4 ruang ICU di 4 RSUD.
Rinciannya empat rumah sakit itu, yakni RSUD Pesanggarahan, Jakarta Selatan; RSUD Tebet, Jakarta Selatan; RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur, dan RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
Selanjutnya, tersisa 27 tempat tidur rawat inap ruang VIP di 5 rumah sakit.
Baca juga: Anies Klaim Kasus Aktif Covid-19 Menurun dan Tingkat Kematian Rendah, Bagaimana Faktanya?
Rinciannya adalah 5 tempat tidur di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat; 1 tempat tidur di RSUD Tugu Koja, Jakarta Utara; 5 tempat tidur di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan; 8 tempat tidur di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur; dan 8 tempat tidur di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
Sementara itu, kapasitas tempat tidur NICU tersisa 38, tempat tidur PICU tersisa 9, ruang rawat inap HCU tersisa 40, dan ruang rawat inap ICCU tersisa 17.
Untuk ruang isolasi, tersisa 140 tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di 17 RSUD di seluruh Jakarta.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, data kapasitas tempat tidur itu tidak dapat dijadikan acuan untuk melihat ketersediaan ruang rawat bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta dan Darurat Kapasitas RS, Haruskah Tarik Rem Darurat?
Pasalnya, menurut Dwi, data tersebut merupakan ketersediaan ruang rawat inap yang diisi pasien yang terpapar Covid-19 maupun penyakit non Covid-19.
"Itu kondisi bed total, bukan untuk khusus Covid-19. Jadi, tidak bisa jadi acuan untuk melihat ketersediaan bed (tempat tidur pasien) Covid-19 dan non Covid-19," ujar Dwi saat dikonfirmasi, Selasa.
Saat ini, Dinkes DKI masih mendata ketersediaan tempat tidur khusus pasien Covid-19.
"Lagi disiapkan seksi data informasi yang untuk bed management Covid-19," kata Dwi.
Seperti diketahui, selama dua hari berturut-turut, yakni 30 dan 31 Agustus, penambahan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota melampaui angka 1.000.
Hingga Senin kemarin, jumlah akumulatif pasien positif di DKI adalah 40.309 orang. Sebanyak 30.538 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 75,8 persen.
Baca juga: Anies: PR Jakarta Membuat Nol Kasus Covid-19
Lalu, 1.202 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3 persen. Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota adalah 8.569 orang, artinya mereka masih menjalani perawatan atau isolasi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, jumlah kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota menurun selama sepekan terakhir.
Ia menjelaskan, kasus aktif diukur berdasarkan angka kasus baru dikurangi angka sembuh, lalu dikurangi lagi dengan angka pasien meninggal.
Hal ini diutarakan Anies saat memberi sambutan dalam webinar di kanal Youtube SDGs Jakarta, Senin (31/8/2020).
"Kita menemukan kasus baru, dia masuk ke dalam sistem, yang biasa disebut sebagai active case finding kasus baru. Lalu ada yang di ujung sistem ini ada dua. Satu recovery (pulih, sehat kembali), satu meninggal. Nah, Alhamdulillah dalam pekan terakhir ini jumlah kasus aktif itu menurun secara signifikan," ucap Anies.
Dengan begitu, kata dia, jumlah orang yang harus dirawat atau isolasi jumlahnya berkurang.
Selain itu, Anies mengungkapkan angka kematian di DKI Jakarta juga turun. Saat ini case fatality rate di DKI adalah 3 persen.
Sedangkan tingkat kematian secara global itu 3,4 persen dan di Indonesia 4,3 persen.
"Indonesia tanpa Jakarta, bila Jakarta dikeluarkan, maka case fatality rate-nya 4,7 persen," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.