JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Devi Nuraisayah Stephani mungkin tak terlalu dikenal di kalangan awam. Namun, bagi pecinta kendaraan besar, Devi bak selebriti.
Hal ini terlihat dari akun-akun media sosial mulai dari Instagram hingga Youtube milik Devi yang memiliki puluhan hingga ratusan ribu pengikut.
Di kalangan pecinta kendaraan besar, Devi dikenal sebagai Shadow Driver. Namanya mulai dikenal luas setelah resmi menjadi sopir truk utama perusahaan kargo.
Dia pun dipercaya mengendarai truk ekspedisi lintas Jawa hingga Sumatera. Berbagai tantangan ia lalui dalam dunia yang didominasi para lelaki itu.
Baca juga: Pengalaman Devi Jadi Sopir Truk Perempuan Pertama yang Taklukkan Tanjakan Ekstrem Sitinjau Lauik
Namun, kecakapannya mengemudi melalui tanjakan hingga tikungan maut di lintas Sumatera, membuat sopir-sopir lain mengakui kemampuannya.
Kisah Devi ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com pada Rabu (2/9/2020).
Berikut empat berita terpopuler seputar Jabodetabek sepanjang kemarin:
Pekerjaan sebagai sopir truk di Tanah Air, apalagi truk untuk perjalanan jarak jauh, biasanya dilakukan kaum pria. Pekerjaan itu mengharuskan seseorang berkendara selama berhari-hari.
Belum lagi membayangkan bahayanya berkendara di jalanan lintas daerah yang sepi dan rawan kejahatan. N
amun, hal itu tidak menghalangi Devi Nuraisyah Stephani, perempuan 29 tahun, untuk menjadi sopir truk berukuran besar.
"Dulu itu aku karyawan, kerja di pabrik-pabrik gitu-gitu," kata Devi saat ditemui di gudang Tam Kargo, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (1/9/2020).
Baca juga: Cara Devi Nuraisyah Bungkam Pandangan Negatif terhadap Sopir Truk Perempuan
Saat bekerja di pabrik, kebosanan mendera Devi. Pekerjaannya monoton setiap hari.
Di sisi lain, Devi mempunyai kesukaan terhadap kendaraan-kendaraan besar, seperti bus dan truk. Ia bahkan mengeklaim bahwa dirinya seorang busmania (penyuka bus).
Awalnya, Devi hanya sering mengikuti kegiatan jalan-jalan dan agenda ke luar kota bersama para busmania. Namun, rasa kagumnya terhadap mobil-mobil besar semakin mendalam.
Ia pun tertarik ingin bisa mengendarai truk. Pertama belajar, dia hanya duduk di kursi di samping sopir truk.
Perjalanan Jakarta - Jawa Tengah hingga Jawa Timur ia lalui untuk memperhatikan cara sopir mengendarai truk. Setelah itu ia mencoba-coba mengendarai truk.
"Aku pertama turun ke jalan itu langsung bawa truk, enggak mobil biasa, belum mobil biasa. Kesempatan itu dulu waktu tol Jawa Timur masih baru-barunya, masih sepi. Nah, itu baru melancarkan bawa truk itu di situ," ucap Devi.
Baca selengkapnya di sini.
Sebanyak 47 kelurahan dari 11 kecamatan di Kota Depok masuk dalam kategori zona merah penularan Covid-19. Demikian menurut data terbaru yang dirilis Selasa (1/9/2020) kemarin.
Berdasarkan standar Kota Depok, kelurahan zona merah merupakan kelurahan yang mencatat minimal 6 kasus aktif/pasien positif Covid-19 yang sedang ditangani, baik isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit.
Dari data terbaru yang dirilis Pemerintah Kota Depok pada Selasa kemarin, empat kecamatan yakni Cilodong, Pancoran Mas, Cimanggis, dan Limo seluruh kelurahan di dalamnya masuk kategori zona merah.
Di bawah ini adalah rincian kelurahan berstatus zona merah yang tersebar di Kota Depok dan tren perkembangannya dibanding pekan lalu. Data diambil dari situs resmi ccc-19.depok.go.id
Baca selengkapnya di sini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal meniadakan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pertimbangannya karena ditemukannya klaster rumah tangga.
Faktanya, ada pasien isolasi mandiri yang tidak melaksanakan prosedur dengan baik dan benar.
"Jadi selama ini ditemukan klaster-klaster di rumah tangga. Ada terpapar positif, terpapar ibunya, bapaknya, anaknya, pamannya kenapa? Karena ketika melakukan isolasi mandiri belum tentu mengerti tentang protokol pencegahannya. Karena tidak semua orang tahu tentang ini," ucap Anies dalam rekaman suara yang diterima, Selasa (1/9/2020).
Menurut Anies, pasien yang diizinkan melakukan isolasi mandiri selama ini adalah pasien yang memiliki tempat tinggal cukup luas.
Baca juga: Enam Bulan Pandemi Covid-19 dan Wacana Pemprov DKI Tiadakan Isolasi Mandiri
Namun, nyatanya tak semuanya disiplin dan memiliki pengetahuan tentang protokol kesehatan.
"Selama ini yang dianjurkan untuk melakukan isolasi di fasilitas milik pemerintah adalah mereka yang tinggal di permukiman padat. Yang tidak bisa melakukan isolasi secara mandiri, tetapi yang memiliki rumah tinggal yang cukup masih dibolehkan isolasi mandiri di rumah," kata dia.
Baca selengkapnya di sini.
PT Bridgestone Tire Indonesia tidak menghentikan kegiatan operasional atau menutup sementara pabriknya usai 22 karyawan mereka terpapar Covid-19.
Hal tersebut pun sudah diketahui oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
“Tidak dong, kalau iya (tutup) seluruh ekonomi Indonesia tutup. Ngomong jujur Pak Walosudah bilang. Lihat lagi Pak Wali justru transparan (bilang tidak tutup),” ujar President Director PT Bridgestone Tire Indonesia Mukiat Sutikno saat dihubungi, Rabu (2/9/2020).
Meski tak mengehentikan kegiatan operasionalnya, Bridgestone Tire Indonesia telah mengurangi jumlah karyawan masuk kerja hingga 50 persen.
Baca juga: 22 Karyawan Pabrik Ban Bridgestone Bekasi Terpapar Covid-19
Mukiat juga memastikan bahwa pabrik ban ini sudah menerapkan protokol kesehatan sejak awal pandemi.
“Sudah, pembatasan kerja sudah kita lakukan dan juga untuk Covid-19 kami sudah ketat sekali di pabrik. Walaupun kami sadari ada karyawan yang bandel lah. Tetapi kalau dari kami pemakaian masker, jarak antar-karyawan sudah kami perhatikan, kami sudah secara terus menerus mengingatkan ke teman-teman pabrik,” kata dia.
Mukiat menduga pegawainya terpapar Covid-19 di luar area kerja. Karena itu pula pihak perusahaan menyediakan dokter untuk memeriksa rutin karyawannya.
“Iya, kalau memang gejalanya agak mencurigakan (kita periksa) bahkan kita mempunyai dokter klinik kita di pabrik. Jadi mereka konsultasi by phone juga atau datang langsung (ke klinik perusahaan),” ucap dia.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.