JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana lembab terasa ketika memasuki rumah Wiwiek (56), di sekitar Jalan Cempaka Baru Timur, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Rumah Wiwiek yang dulunya terdapat akses jalan yang lumayan luas, kini ditutup. Dampaknya, suasana rumahnya menjadi lembab.
Udara sedikit yang masuk dan sinar matahari tak terlihat.
Pagar rumah yang dulunya terpasang, kini dibongkar lantaran yayasan sekolah swasta membangun dinding besar di sana.
"Awalnya sudah dari dua tahun yang lalu bangunan itu pernah disegel. Tapi mereka kayaknya kesal dengan saya, akhirnya ditutup tuh pintu itu," kata Wiwiek saat diwawancarai TribunJakarta.com, di rumahnya, Rabu (2/9/2020).
Wiwiek sempat menangis karena pihak yayasan membangun dinding tinggi tersebut. Mereka menutup akses pintu keluar rumah keluarga Wiwiek.
"Pagar rumah jadinya saya bongkar karena mereka sudah bangun dinding besar ini," kata Wiwiek.
Ibu dua anak ini merasa kecewa dengan pihak kelurahan dan kecamatan setempat.
Sebab, pihak kelurahan dan kecamatan setempat memberikan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada yayasan tersebut.
Wiwiek menegaskan, tidak menyetujui pembangunan tersebut. Dia merasa dirugikan karena adanya bangunan itu.
"Padahal kami tidak setuju adanya pembangunan itu. Saya dan anak-anak pun tidak ada yang tanda tangan surat permohonan dari yayasan," tegas Wiwiek.
Wiwiek menjelaskan, ada dua balita yang tinggal di rumahnya. Dengan suasana yang lembab, Wiwiek khawatir pertumbuhan balita itu.
Ditambah, para pekerja bangunan yayasan bekerja hingga malam sehingga menimbulkan suara bising.
"Sampai malam kadang ada suara berisik dari orang proyek yang sedang kerja. Kami jadi merasa risih karena ada dua balita juga di sini," ucap Wiwiek.
"Kok tega banget mereka bisa kayak begitu ke keluarga saya," ucap Wiwiek, matanya tampak mau menangis.