Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Prihatin Keluhan RS Swasta Pendapatan Turun Dampak Pandemi Covid-19

Kompas.com - 03/09/2020, 12:20 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku prihatin atas keluhan rumah sakit swasta terkait sepinya masyarakat yang berobat selama pandemi Covid-19.

Hal itu berdampak pada sisi bisnis rumah sakit swasta.

“Saya selaku Wali Kota Bekasi tentunya prihatin, tetapi ini kan bencana nasional, mungkin bencana dunia dengan adanya pandemi ini,” ujar Rahmat di Bekasi, Kamis (3/9/2020).

Rahmat mengatakan, rumah sakit swasta harus bisa meyakinkan standar operasional dan pelayanannya yang diterapkan pada masa pandemi sesuai aturan protokol kesehatan.

Misalnya, membedakan gedung tempat tidur isolasi pasien Covid-19 dengan ruangan rawat pasien selain Corona.

Baca juga: RS Swasta Bekasi Dipenuhi Pasien Covid-19, Asosiasi Sebut Berdampak pada Bisnis

Dengan demikian, masyarakat merasa yakin aman untuk berobat ke rumah sakit.

“Tetapi ada yang perlu kita jadikan catatan, seperti di beberapa rumah sakit swasta kelas B, ternyata dia membludak karena mungkin satu sistem pelayanan, SOP (standar operasionalnya) sedemikian rupa sehingga orang tidak khawatir lagi pada saat ditemukan pasien positif, dia masuk ruang isolasi khusus dengan standar pasien normal, dia masuk ke IGD yang disediakan,” kata Rahmat.

Ia mengatakan, pihaknya akan memberikan penyuluhan ke masyarakat untuk tidak takut berobat ke rumah sakit rujukan pada masa pandemi.

“Ini yang perlu dibantu juga oleh Dinkes memberikan penyuluhan, memberikan kaidah, SOP (ke masyarakat untuk tidak takut berobat),” tambah dia.

Rahmat sebelumnya menginstrusikan setiap rumah sakit di Kota Bekasi harus bisa menerima pasien Covid-19.

Baca juga: Pendapatan Berkurang 70 Persen, RS Swasta Bekasi Rumahkan Karyawannya

Namun, jika memang rumah sakit swasta keberatan dengan adanya pasien Covid-19 yang dirawat, maka ia tak mempermasalahkan pasien itu dirujuk kembali ke RSUD Kota Bekasi.

“Sekarang kalau pendapat seperti itu, ya sudah yang Covid masuk aja ke RSUD kita lagi. Tetapi kan sebenarnya kalau merawat pasien Covid, rumah sakit swasta juga bisa klaim ke Kemenkes ya,” kata dia.

Rahmat mengakui, Pemkot Bekasi tak bisa membantu dana operasional rumah sakit swasta. Namun, pihaknya membantu dengan menggratiskan rapid test atau swab test bagi tenaga medis rumah sakit swasta.

“Sekarang insentif kan tenaga medisnya kita bantu, rapid kita gratiskan, swab kita gratiskan. Tetapi kalau bantu operasional dia tidak mungkinlah. Tetapi kalau memberikan insentif lain, umpamanya bagaimana yang tadi pasien Covid (dipindah ke RSUD),” tutur dia.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho mengeluhkan kenaikan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com