Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

71 Pekerja Migran Positif Covid-19 Dikarantina di Wisma Atlet

Kompas.com - 03/09/2020, 20:33 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari 1.406 kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta pada Kamis (3/9/2020), 71 di antaranya adalah pekerja migran Indonesia yang sedang dikarantina di Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, mereka merupakan warga yang tinggal di luar DKI Jakarta. Alamatnya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada Kamis, kasus baru Covid-19 di Jakarta kembali memecahkan rekor dengan jumlah 1.406, mengalahkan catatan sebelumnya, yakni 1.114 kasus pada Minggu (30/8/2020).

Dwi menerangkan bahwa penambahan 1.406 kasus Covid-19 ini, 1.137 di antaranya adalah hasil penelusuran kasus pada 2 September 2020 dan lainnya adalah akumulasi data dari tanggal 1 September yang baru dilaporkan.

Dari penambahan kasus tersebut, 42 persen di antaranya adalah hasil tracing Puskesmas yang melakukan pemeriksaan kepada kontak erat pasien positif.

Baca juga: Pelajar hingga Pegawai Jadi Kelompok Terindikasi Covid-19 Terbanyak di DKI

"Sementara untuk tracing ratio di DKI Jakarta saat ini adalah enam. Artinya dari satu kasus positif, rata-rata enam orang kontak erat akan diperiksakan PCR," ujar Dwi.

Dwi menerangkan 33 persen kasus positif adalah kasus yang diambil spesimen pada 27 dan 28 Agustus 2020. Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah enam hari.

Inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai menimbulkan gejala). Lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian, maka periode penularan tertinggi pada 20 Agustus 2020.

Dari total pasien positif di Jakarta, sekitar 55 persen adalah tanpa gejala, 32 persen bergejala dan 13 persen tidak ada data. Untuk klaster terbesar di Jakarta adalah permukiman, lalu perkantoran.

"Penting untuk memastikan 3M berjalan dengan sebaik-baiknya di ranah privat/rumah dengan memaksimalkan peran Gugus Tugas RT/RW dan memastikan setiap orang menjalankan protokol kesehatan. Satu Rumah Satu Kader COVID-19 menjadi penting," kata Dwi.

Ia juga menambahkan, tujuh persen kasus terjadi pada kelompok anak, satu persen pada kelompok balita serta 10 persen mengenai kelompok lansia di atas 60 tahun.

Sedangkan 70 persen kasus terjadi pada usia 19-50 tahun (usia produktif). Kelompok usia tersebut mobilitasnya relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. .

"Pelajar/mahasiswa, PNS dan pegawai swasta adalah pekerjaan terbanyak yang sudah dapat diidentifikasi. Penting penguatan kepada ke-3 kelompok tersebut," kata Dwi.

Dengan pertambahan 1.406 kasus baru tersebut, total paparan akibat virus novel corona jenis baru ini di Ibu Kota menjadi 43.709 kasus, bertambah signifikan dari sebelumnya sejumlah 42.303.

Untuk jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru itu di Jakarta saat ini sebanyak 10.032 orang yang masih dirawat/isolasi. Jumlah itu bertambah 561 dari sebelumnya 9.325 orang.

Dari jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada Kamis sebanyak 43.709 kasus, ada 32.424 orang dinyatakan telah sembuh (bertambah 683 dibanding hari sebelumnya 31.741 orang). Sedangkan 1.253 orang (bertambah 16 dibanding sebelumnya 1.237) meninggal dunia.

Dalam persentase, tingkat kesembuhan di Jakarta adalah 74,2 persen (sebelumnya 75,0 persen) dan tingkat kematian 2,9 persen (sama seperti sebelumnya).

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan ini sebesar 12,5 persen (sebelumnya 11,2 persen). WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com