"Setelah saya monitor, protokol di tempat kerja itu sangat baik, sangat tepat. Sehingga kan pertanyaannya kalau sudah sangat baik dan ketat, kenapa masih terjadi yang namanya keterpaparan (Covid-29). Salah satu kesimpulannya adalah pola perilaku sepulang kerja dari tempat industri yang sudah ketat protokol kesehatannya itu yang kurang termonitor," ujar dia.
Ridwan mengatakan, akan mengerahkan seluruh sumber daya manusia atau aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jawa Barat selama dua pekan ke depan untuk mengawasi perusahaan industri ini.
Dengan begitu, ia berharap klaster industri ini bisa ditekan, sehingga kasusnya tak lagi melonjak.
"Melakukan koordinasi beberapa bulan pertama klaster di industri ini ternyata sangat serius ya. Sehingga kita akan mengonsolidasikan semua sumber daya di Provinsi pun kita akan geser dua minggu ke depan ke Bekasi dan ke Karawang," tutur dia.
Ridwan juga turut memantau penerapan protokol kesehatan di sejumlah perusahaan industri Kabupaten Bekasi.
Usai kunjungan, Ia meminta pemilik perusahaan industri untuk menutup ruang khusus merokok. Ridwan menilai ruangan rokok menjadi salah satu tempat penularan Covid-19 di perusahaan.
"Kalau bisa, tidak ada lagi ruang merokok lagi. Karena hasil temuan kita, dari tempat merokok bersama itu terjadi juga penularan (Covid-19)," tuturnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Minta Smoking Room di Pabrik Ditutup karena Rawan Jadi Tempat Penularan Covid-19
Mantan Wali Kota Bandung ini juga meminta perusahaan industri untuk mengurangi ruangan-ruangan tak berventilasi.
Hal itu untuk mencegah transmisi penularan Covid-19 di dalam ruangan tertutup, sehingga mengurangi kekhawatiran karyawan terpapar Covid-19 saat berada di ruangan tertutup dalam jangka waktu delapan jam kerja
"Berikutnya adalah ruang-ruang yang tak berventilasi tolong dibobok, diperbaiki, dibuat jendelanya," kata Ridwan.
Selain itu, ia meminta perusahaan lakukan pemeriksaan swab test rutin ke karyawannya untuk melacak kasus Covid-19.
Dengan demikian, jika ada penemuan Covid-19 di dalam perusahaan tersebut, bisa ditangani dengan cepat.
"Test PCR (polymerase chain reaction) itu harus mandiri dijadikan sebagai investasi bukan beban, supaya kalau lancar maka produktvitas tidak terganggu," ujar Ridwan.
Baca juga: Minta Perusahaan Rutin Tes Swab Karyawannya, Ridwan Kamil: Jadikan Investasi, Bukan Beban
“Kalau masih terburuk karena situasi lain, rapid kita masih kami izinkan walaupun tidak kita rekomendasikan secara umum lagi. Kita ingin PCR sebagai acuan test," tambah Ridwan.
Yang terakhir, Ridwan juga meminta Bupati Kabupaten Bekasi Eka Supria Atmaja untuk menerapkan pembatasan jam malam seperti Bogor dan Depok.