JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengevaluasi kebijakan ganjil genap di masa pandemi Covid-19.
Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan, kebijakan ganjil genap perlu segera direvisi Pemprov DKI agar tidak menimbulkan masalah baru.
"Harus dievaluasi. Kebijakan ganjil genap hanya akan menimbulkan masalah baru di tengah kasus Covid-19 yang terus meningkat," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (5/9/2020).
Baca juga: Doni Monardo Minta Pemprov DKI Jakarta Evaluasi Kebijakan Ganjil Genap
Kebijakan ganjil genap dinilai semakin mempersulit masyarakat untuk memakai transportasi pribadi saat pandemi.
Ia menyebutkan, jika kebijakan ganjil genap masih diterapkan dikhawatirkan akan menambah klaster baru penularan Covid-19.
Tak hanya itu, masyarakat juga dianggap akan semakin sulit untuk mencari nafkah.
"Ganjil genap hanya akan membuat masyarakat semakin sulit mencari nafkah ditambah semakin tinggi tingkat penularan Covid-19 di klaster transportasi umum," tuturnya.
Sementara itu, hingga saat ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta belum merespon mengenai permintaan evaluasi ganjil genap saat pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala BNPB Doni Monardo juga meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan evaluasi terhadap sistem pembatasan kendaraan berdasarkan plat nomor ganjil genap.
"Kami juga sudah berbicara kepada pemerintah DKI Jakarta untuk melakukan evaluasi tentang menggunakan sistem transportasi ganjil genap," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Doni mengatakan, akibat dari penerapan sistem ganjil genap, terjadi peningkatan jumlah penumpang di kereta rel listrik (KRL) dan bus Transjakarta.
Dari data yang diterimanya, penumpang KRL meningkat sebesar 3,5 persen.
"Didapatkan data bahwa setelah adanya kebijakan ganjil genap untuk DKI Jakarta terdapat peningkatan untuk transportasi kereta api sebesar 3,5 persen, dari rata-rata sekitar 400 ribu penumpang per hari," ujarnya.
Menurut Doni, peningkatan angka 3,5 persen ini cukup besar sehingga meningkatkan kepadatan di gerbong kereta.
Selain itu, kata Doni, pengguna bus Transjakarta meningkat sebesar 6 sampai 12 persen sejak penerapan sistem ganjil genap.