Gerindra dan PDI-P punya masing-masing 10 kursi. Kekuatan mereka semakin tebal setelah didukung Golkar (5), PAN (4), PKB (3), dan PSI (1).
Baca juga: Ajakan PDI Perjuangan Bentuk Koalisi Gemuk Hadapi PKS Saat Pilkada Depok...
Di luar DPRD, Pradi-Afifah juga meraup dukungan Perindo, Nasdem, dan PBB serta beberapa ormas seperti Forkabi, FBR, dan Pemuda Pancasila.
Pasangan Pradi-Afifah mencuri start di berbagai tahap sejak awal ketimbang Idris.
Saat Idris masih angin-anginan soal pencalonannya pada Februari lalu karena belum dilirik partai, Pradi mengklaim telah mengantongi rekomendasi Gerindra untuk maju di Pilkada Depok 2020.
Gerindra dan PDI-P juga telah berkomunikasi sejak lama dan jauh lebih dulu mengumumkan kandidat Pradi-Afifah, walau secara informal, pada awal Mei 2020.
Baca juga: Profil Pradi Supriatna-Afifah Alia, Bakal Calon Wali Kota-Wawali Kota Depok
Sementara itu, PKS terkesan hati-hati dalam mengusung calon, terbukti mereka menghelat pemilu internal guna menyaring banyak nama.
Sempat berjanji akan mengusung kadernya sendiri, pada akhirnya partai berlogo bulan sabit itu tetap menjatuhkan pilihan ke Idris pada akhir Juli. Awal Agustus, IBH yang unggul dalam pemilu internal PKS didapuk jadi calon wakil Idris.
Pradi-Afifah pun deklarasi resmi lebih awal sehari ketimbang Idris-IBH, selain juga mendaftarkan diri ke KPU 2 hari lebih dulu daripada Idris-IBH.
Kedua kubu sama-sama yakin bakal memenangi Pilkada Depok 2020 dengan selisih suara di atas 55 persen.
Meski demikian, pendekatan keduanya cenderung bertolak belakang. Kubu Gerindra-PDI-P cenderung berapi-api dan berkoar soal janji perubahan, menilik 15 tahun terakhir Depok dikuasai oleh PKS dan dianggap tidak membawa banyak perubahan.
"Lima belas tahun Kota Depok dibangun dengan serampangan tanpa visi yang jelas, dan absennya kepemimpinan yang menginspirasi dan memastikan setiap program dapat dieksekusi dengan baik," tukas Wakil Ketua Tim Pemenangan Pradi-Afifah, Hendrik Tangke Allo dalam deklarasi, Kamis (3/9/2020).
Baca juga: Anggap Pradi Wajah Baru di Pilkada Depok meski Petahana, PSI: Selama Ini Semua Dikendalikan Idris
"Selama 15 tahun terakhir, Depok belum menjadi rumah yang aman dan nyaman dan memanusiakan penghuninya. Karena tidak dikelola dengan baik, Depok adalah rumah yang tidak nyaman berantakan dan sumpek. Oleh karena itu saatnya untuk mengganti pengelola rumah kita bersama," ungkapnya.
Sementara itu, Idris cs cenderung mengedepankan "pesan persahabatan" dalam pertarungan dua calon yang 5 tahun belakangan berbagi kantor itu.
"Ibarat dalam perjalanan misalnya kita mau ke Surabaya ada yang turun duluan sampai Jogja, mungkin karena tertarik dengan taman-taman yang ada di Jogja, sehingga di Surabaya kita tidak bertemu, dan itu biasa, enggak udah dipersoalkan," ujar Idris dalam deklarasinya.
"Mereka adalah sahabat kita yang pada saat ini sedang berkompetisi untuk bisa mengisi ruang demokrasi yang sehat dan santun di kota yang kita cintai ini. Jangan sampai ketidaksukaan kita melupakan kebaikan-kebaikan teman yang lain," tuntasnya.