Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2020, 18:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno beranggapan bahwa Pilkada Depok 2020 menjadi ajang pembuktian mesin politik PKS.

Partai berlogo bulan sabit ini memang telah berkuasa tiga periode di Depok, membuat kota tersebut dikenal sebagai kandang PKS yang sulit ditaklukkan oleh kekuatan politik lain.

Namun, pilkada episode kali ini dianggap jadi ancaman nyata bagi hegemoni PKS Depok karena dikeroyok koalisi gemuk yang dimotori 2 partai raksasa, Gerindra dan PDI-P.

"Orang melihatnya kan Depok ini basisnya PKS. Ini yang kita lihat akan menjadi ujian nyata bagi PKS, seberapa siap mereka menghadapi pilkada ini ketika mereka misalnya tidak punya lagi logistik yang kuat," jelas Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020).

Sebelum Pilpres 2019, PKS kerap intim dengan Gerindra dalam beberapa pertarungan pilkada.

Baca juga: Dukungan Koalisi Gemuk Bukan Jaminan Menang bagi Pradi-Afifah di Pilkada Depok

Keterpilihan calon yang mereka usung di luar dugaan dapat meningkat pesat, ambil contoh Sudrajat-Ahmad Syaikhu pada Pilgub Jabar dan Sudirman Said-Ida Fauziah pada Pilgub Jateng.

Kombinasi antara kesolidan kader dan relawan PKS dengan sokongan logistik Gerindra dianggap jadi pembeda saat itu.

Pada Pilkada Depok 2020, lantaran ditinggal Gerindra, PKS praktis hanya bisa mengandalkan kekuatan mesin partainya di wilayah yang selama ini dianggap sebagai basis massa mereka.

"Ini ujian nyata bagi PKS, apakah mereka bisa tetap bekerja tanpa logistik atau tanpa sokongan memadai. Ini ujian nyata, apakah basis massa dan kader yang mereka bina selama ini itu jauh lebih dominan ketimbang urusan logistik," ungkap Adi.

"Ini menjadi uji coba untuk PKS menunjukkan dan memamerkan semua orang bahwa dengan bekal kader, mereka bisa memenangkan pertarungan melawan 2 raksasa yang yang saat ini sedang intim bermesraan hingga level nasional," tambahnya.

Oleh karena itu, Adi berpendapat bahwa hitung-hitungan peluang kubu PKS versus Gerindra-PDI-P masih fifty-fifty.

Baca juga: Dikeroyok Koalisi Gemuk di Pilkada Depok, PKS Dianggap Musuh Bersama karena Berkuasa 3 Periode

Sekalipun tanpa modal besar, PKS dianggap punya momentum untuk menunjukkan bahwa politik bukan sekadar transaksi dan urusan modal di balik layar.

"Pertarungan di Depok tentu peluangnya 50:50. Kalau mau disebut, ya ini adalah pertarungan antara soliditas mesin partai berbasis kader ala PKS versus kekuatan partai dengan sumber daya ekonomi yang besar," tuntasnya.

Sebagai informasi, kontestan di Pilkada Depok 2020 akhirnya mengerucut ke 2 kubu saja setelah pendaftaran bakal pasangan calon ke KPU ditutup kemarin, Minggu (6/9/2020).

Uniknya, kedua kandidat adalah petahana yang memilih "pisah ranjang" dan beralih head to head pada Pilkada Depok 9 Desember 2020 mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Penyidik KPK Bawa Benda Diduga Mesin Penghitung Uang ke Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo

Penyidik KPK Bawa Benda Diduga Mesin Penghitung Uang ke Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo

Megapolitan
Saksi Dengar Ledakan Sebelum Kebakaran Warteg di Gambir yang Tewaskan 2 Orang

Saksi Dengar Ledakan Sebelum Kebakaran Warteg di Gambir yang Tewaskan 2 Orang

Megapolitan
Mobil Keluar-Masuk hingga Advokat Datangi Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK

Mobil Keluar-Masuk hingga Advokat Datangi Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK

Megapolitan
Kebakaran di Gambir Tewaskan Dua Orang, Salah Satunya Sedang Tidur

Kebakaran di Gambir Tewaskan Dua Orang, Salah Satunya Sedang Tidur

Megapolitan
Suasana Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK, Tertutup Rapat dan Sepi

Suasana Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK, Tertutup Rapat dan Sepi

Megapolitan
Jalan Kaesang Maju Pilgub DKI Dinilai Terbuka Lebar Jika Direstui Jokowi

Jalan Kaesang Maju Pilgub DKI Dinilai Terbuka Lebar Jika Direstui Jokowi

Megapolitan
Bertemu Pedagang Tanah Abang, Mendag Sebut Penjual Online Kerap Terapkan 'Predatory Pricing'

Bertemu Pedagang Tanah Abang, Mendag Sebut Penjual Online Kerap Terapkan "Predatory Pricing"

Megapolitan
Kaesang Blusukan di Jakarta Usai Jadi Ketum PSI, Incar Kursi Gubernur DKI?

Kaesang Blusukan di Jakarta Usai Jadi Ketum PSI, Incar Kursi Gubernur DKI?

Megapolitan
Suhu Panas Melanda Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya

Suhu Panas Melanda Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Kotornya Jembatan Stasiun LRT Dukuh Atas, Tisu hingga Masker Berserakan di Lantai

Kotornya Jembatan Stasiun LRT Dukuh Atas, Tisu hingga Masker Berserakan di Lantai

Megapolitan
Hanya Jual 3 Baju Sepekan, Pedagang Pasar Tanah Abang: Saya Malu Terima Gaji...

Hanya Jual 3 Baju Sepekan, Pedagang Pasar Tanah Abang: Saya Malu Terima Gaji...

Megapolitan
Kebakaran Warteg di Gambir Tewaskan Dua Orang, Diduga akibat Kebocoran Gas

Kebakaran Warteg di Gambir Tewaskan Dua Orang, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Penuhnya Stasiun LRT Dukuh Atas Saat Hari Libur, Penumpang Antre 20 Menit untuk 'Tap Out'

Penuhnya Stasiun LRT Dukuh Atas Saat Hari Libur, Penumpang Antre 20 Menit untuk "Tap Out"

Megapolitan
Curhat Pedagang Tanah Abang ke Mendag Zulhas: Kami Kalah Saing dengan Barang Impor

Curhat Pedagang Tanah Abang ke Mendag Zulhas: Kami Kalah Saing dengan Barang Impor

Megapolitan
Mengularnya Antrean Penumpang di Stasiun Sudirman Menuju LRT Dukuh Atas

Mengularnya Antrean Penumpang di Stasiun Sudirman Menuju LRT Dukuh Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com