* 7 September : 1.318 pasien meninggal dunia dan 11.047 pasien dirawat atau isolasi mandiri
Sayangnya, penambahan jumlah pasien meninggal dunia ataupun yang masih menjalani perawatan tak sebanding dengan ketersediaan tempat tidur dan lahan pemakaman.
Berdasarkan data Dinkes DKI hingga 30 Agustus 2020, sebanyak 74 persen dari 4.456 tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan telah terisi.
Baca juga: Kapasitas RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Terisi 70 Persen
Hal serupa juga terjadi pada ketersediaan kamar ICU di rumah sakit rujukan. Tercatat 81 persen dari 483 tempat tidur ICU di 67 rumah sakit rujukan sudah terisi oleh pasien.
Begitupun dengan lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur; dan TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
Komandan Regu TPU Pondok Ranggon, Nadi (47) mengatakan, jatah liang lahat untuk menguburkan jenazah Covid-19 tersisa 1.100 lubang hingga Jumat (4/9/2020) siang.
Sisa liang lahat itu terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sisi selatan TPU. Sejak dibuka pada Maret 2020, sudah delapan blad baru dibuka untuk liang lahat jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.
Baca juga: Bulan Depan Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon Diperkirakan Penuh
Menurut Nadi, dalam satu minggu rata-rata jenazah Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180. Dengan mempertimbangkan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dalam sepekan, Nadi pun memperkirakan lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon akan penuh pada bulan Oktober mendatang.
"Untuk TPU Pondok mungkin di pertengahan Oktober sudah kritis," kata Nadi.
Menanggapi fakta tersebut, Anies pun membantah adanya krisis lahan pemakaman. Anies bahkan meminta warga tak sembarangan berspekulasi.
Pasalnya, menurut Anies, Pemprov DKI telah memperhitungkan secara matang ketersediaan lahan pemakaman di Ibu Kota dan jumlah jenazah yang harus dikubur sejak awal kemunculan kasus Covid-19 pada Maret 2020 lalu.
Selain dua TPU yang telah disediakan, Pemprov DKI juga menyediakan lahan pemakaman alternatif bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Krisis Lahan TPU Gara-gara Covid-19 Melonjak, Anies: Jangan Berspekulasi!
"Kita ikuti perkembangan bersama dengan kebutuhan, Insha Allah tidak akan ada kekurangan," ujar Anies.
Menanggapi perkembangan kasus Covid-19 di Jakarta saat ini, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Pemprov DKI kembali menerapkan PSBB ketat seperti di awal masa pandemi.
Menurut Miko, kasus positif Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan. Penyebaran virus terlihat sudah jauh dari kata terkontrol.
"Jadikan seperti kayak pertama, jadikan PSBB seperti semula," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Walaupun kasus Covid-19 dinilai tak terkendali, Pemprov DKI masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang akan berakhir tanggal 10 September mendatang. Belum diketahui apakah Anies akan kembali memperpanjang masa PSBB transisi atau mencabutnya sesuai saran epidemiolog.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.