JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat hingga memasuki bulan keenam sejak kasus pertama muncul dan diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI hingga Senin (7/9/2020) kemarin, kumulatif pasien Covid-19 di Ibu Kota adalah 47.796 orang.
Kenaikan kumulatif pasien Covid-19 juga berbanding lurus dengan penambahan kasus harian positif.
Dalam sepekan terakhir, tercatat empat kali penambahan kasus Covid-19 melebihi angka 1.000, yakni tanggal 2 September, 3 September, 6 September, dan 7 September.
Baca juga: UPDATE 2 September: Tambah 1.053 Pasien, Positivity Rate Jakarta Sepekan Terakhir Tembus 11,2 Persen
Jika dihitung, rata-rata penambahan kasus harian positif di Ibu Kota dalam sepekan terakhir adalah 1.069 kasus.
Dalam keterangan resminya, Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selalu beralasan tingginya penambahan kasus harian positif disebabkan pelaksanaan tes PCR secara masif.
Apabila kasus harian positif melebihi angka 1.000, maka Pemprov DKI menyebut angka tersebut merupakan jumlah akumulatif dari hasil pemeriksaan tes PCR hari sebelumnya yang baru dilaporkan.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Jakarta Mencapai Lebih dari 1.000, Anies Pun Sampaikan Kekhawatiran
Berikut rincian penambahan kasus harian positif di DKI dalam sepekan terakhir :
* 1 September: bertambah 941 menjadi 41.250 kasus, sebanyak 119 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya.
* 2 September: bertambah 1.053 menjadi 42.303 kasus, sebanyak 202 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya.
* 3 September: bertambah 1.406 menjadi 43.709 kasus, sebanyak 270 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya.
* 4 September: bertambah 895 menjadi 44.604 kasus
* 5 September: bertambah 842 menjadi 45.446 kasus
* 6 September: bertambah 1.245 menjadi 46.691 kasus, sebanyak 317 kasus adalah akumulasi data dari tanggal 3 dan 4 September.
* 7 September: bertambah 1.105 menjadi 47.796 kasus, sebanyak 402 kasus adalah akumulasi data dari tanggal 4 dan 5 September.
Berbanding lurus dengan peningkatan kasus Covid-19, angka positivity rate di Ibu Kota juga mengalami lonjakan. Dalam sepekan terakhir, tercatat 52.078 orang telah melakukan tes PCR dengan tingkat positivity rate sebesar 14,1 persen.
Perlu diketahui, angka positivity rate dalam sepekan terakhir merupakan angka tertinggi sejak kasus Covid-19 ditemukan di Ibu Kota. Bahkan angka tersebut melampaui batas ideal badan kesehatan dunia (WHO) yakni kurang dari 5 persen.
Baca juga: UPDATE 7 September: Bertambah 1.105 Kasus Covid-19 di Jakarta, Positivity Rate Sepekan 14,1 Persen
Di tengah lonjakan data kasus harian positif dan positivity rate, setidaknya masih ada kabar baik tentang penambahan jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Dalam sepekan terakhir, pernah tercatat tingkat kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 75,8 persen, yakni pada 1 September.
Berikut rincian data pasien Covid-19 yang dilaporkan sembuh selama sepekan terakhir.
* 1 September : 31.267 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 75,8 persen
* 2 September : 31.741 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 75 persen
* 3 September : 32.424 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,2 persen
* 4 September : 33.260 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,6 persen
* 5 September : 33.991 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,8 persen
* 6 September : 34.738 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,4 persen
* 7 September : 35.431 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,1 persen
Meskipun angka kesembuhan tinggi, tetapi masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi Pemprov DKI Jakarta yakni memastikan ketersediaan tempat tidur rawat inap bagi pasien yang dirawat atau isolasi mandiri dan lahan pemakaman untuk jenazah Covid-19.
Padahal baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut Pemprov DKI tengah menyiapkan regulasi agar pasien Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah sakit.
Baca juga: Pemprov DKI Akan Tingkatkan Kapasitas Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19
Perlu diketahui, jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat atau isolasi mandiri dan meninggal dunia juga mengalami peningkatan. Berikut rincian data pasien yang masih dirawat dan meninggal dunia dalam sepekan terakhir.
* 1 September : 1.219 pasien meninggal dunia dan 8.764 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 2 September : 1.237 pasien meninggal dunia dan 9.325 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 3 September : 1.253 pasien meninggal dunia dan 10.032 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 4 September : 1.260 pasien meninggal dunia dan 10.084 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 5 September : 1.277 pasien meninggal dunia dan 10.178 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 6 September : 1.289 pasien meninggal dunia dan 10.664 pasien dirawat atau isolasi mandiri
* 7 September : 1.318 pasien meninggal dunia dan 11.047 pasien dirawat atau isolasi mandiri
Sayangnya, penambahan jumlah pasien meninggal dunia ataupun yang masih menjalani perawatan tak sebanding dengan ketersediaan tempat tidur dan lahan pemakaman.
Berdasarkan data Dinkes DKI hingga 30 Agustus 2020, sebanyak 74 persen dari 4.456 tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan telah terisi.
Baca juga: Kapasitas RS Rujukan Covid-19 di Jakarta Terisi 70 Persen
Hal serupa juga terjadi pada ketersediaan kamar ICU di rumah sakit rujukan. Tercatat 81 persen dari 483 tempat tidur ICU di 67 rumah sakit rujukan sudah terisi oleh pasien.
Begitupun dengan lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur; dan TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
Komandan Regu TPU Pondok Ranggon, Nadi (47) mengatakan, jatah liang lahat untuk menguburkan jenazah Covid-19 tersisa 1.100 lubang hingga Jumat (4/9/2020) siang.
Sisa liang lahat itu terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sisi selatan TPU. Sejak dibuka pada Maret 2020, sudah delapan blad baru dibuka untuk liang lahat jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.
Baca juga: Bulan Depan Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon Diperkirakan Penuh
Menurut Nadi, dalam satu minggu rata-rata jenazah Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180. Dengan mempertimbangkan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dalam sepekan, Nadi pun memperkirakan lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon akan penuh pada bulan Oktober mendatang.
"Untuk TPU Pondok mungkin di pertengahan Oktober sudah kritis," kata Nadi.
Menanggapi fakta tersebut, Anies pun membantah adanya krisis lahan pemakaman. Anies bahkan meminta warga tak sembarangan berspekulasi.
Pasalnya, menurut Anies, Pemprov DKI telah memperhitungkan secara matang ketersediaan lahan pemakaman di Ibu Kota dan jumlah jenazah yang harus dikubur sejak awal kemunculan kasus Covid-19 pada Maret 2020 lalu.
Selain dua TPU yang telah disediakan, Pemprov DKI juga menyediakan lahan pemakaman alternatif bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Krisis Lahan TPU Gara-gara Covid-19 Melonjak, Anies: Jangan Berspekulasi!
"Kita ikuti perkembangan bersama dengan kebutuhan, Insha Allah tidak akan ada kekurangan," ujar Anies.
Menanggapi perkembangan kasus Covid-19 di Jakarta saat ini, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Pemprov DKI kembali menerapkan PSBB ketat seperti di awal masa pandemi.
Menurut Miko, kasus positif Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan. Penyebaran virus terlihat sudah jauh dari kata terkontrol.
"Jadikan seperti kayak pertama, jadikan PSBB seperti semula," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Walaupun kasus Covid-19 dinilai tak terkendali, Pemprov DKI masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang akan berakhir tanggal 10 September mendatang. Belum diketahui apakah Anies akan kembali memperpanjang masa PSBB transisi atau mencabutnya sesuai saran epidemiolog.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.