Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Keluarga Bertambah, Wali Kota Bekasi Duga Pasien Covid-19 Tak Disiplin Saat Isolasi Mandiri

Kompas.com - 09/09/2020, 16:52 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menduga penambahan kasus klaster keluarga berasal dari pasien Covid-19 yang tak tertib menerapkan protokol kesehatan saat isolasi mandiri.

“Iya pasti klaster keluarga itu datang ke rumah, pulang kerja, bepergian nah di rumah ini kemudian tidak preventif (lakukan protokol kesehatan), mungkin sempit ruangannya,” ujar Rahmat kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).

Rahmat mengingatkan, pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah harus tetap mengenakan masker.

Begitu juga keluarga pasien Covid-19 yang tinggal bersama, sehingga penularan Covid-19 tak menyebar ke dalam satu rumah bahkan ke tetangga lainnya. Terutama bagi masyarakat di permukiman padat.

Baca juga: Membandingkan Angka Reproduksi Positif Covid-19 Kota Bekasi sejak Awal PSBB

“Nah itu sebenarnya bisa diantisipasi kalau kita pakai standar protokol kesehatan di mana pun berada diterapkan, termasuk di rumah. Saya aja di rumah juga pakai masker,” kata dia.

Ia mengatakan, saat ini pihak Pemkot juga tengah melacak kasus klaster keluarga di RW-RW sekitar zona merah.

Dengan adanya pelacakan ini diharapkan dapat menekan angka klaster keluarga di wilayahnya.

“Nah Dinkes sedang tracking, Dinkes juga melacak yang di RW-RW sekarang kasusnya (Covid-19) tinggi,” ucap dia.

Rahmat juga mempersilahkan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri di Stadion Patriot apabila di rumah tak memungkinkan.

“Iya kalau rumahnya yang memang tidak memungkinkan bawa ke sini (Stadion Patriot) saja. Misalnya rumahnya cuma 40 meter dan keluarganya ada 6 atau 10 orang jadi kita bawa saja,” tutur dia.

Baca juga: Klaster Keluarga Bertambah, 211 Anak Terpapar Positif Covid-19 di Bekasi

Sebelumnya, Rahmat mengatakan, kasus Covid-19 terus melonjak seiring dengan bertambahnya klaster keluarga.

Klaster keluarga adalah penyebaran Covid-19 dari satu rumah ke rumah lainnya, yang ada dalam satu lingkungan tersebut.

Rahmat merinci, kasus klaster keluarga dari Maret hingga 6 September, yakni 196 keluarga dengan rincian 519 jiwa terpapar Covid-19.

“Kasus aktif saat ini masih ada 25 keluarga yang masih dipantau dan dievaluasi perkembangannya,” kata Rahmat.

Ia juga memaparkan bahwa klaster keluarga tersebar di sejumlah kecamatan.

Kecamatan Pondok Melati ada 6 kasus, di Kecamatan Jatisampurna ada 10 kasus, dan di Kecamatan Pondok Gede ada 15 kasus.

Lalu, di Kecamatan Medan Satria ada 15 kasus, di Kecamatan Bekasi Timur ada 18 kasus, di Kecamatan Bekasi Barat ada 22 kasus, di Kecamatan Rawalumbu ada 26 kasus, dan di Kecamatan Bekasi Utara ada 28 kasus.

“Jadi yang paling tinggi ada di Kecamatan Bekasi Utara ya, dalam kasus keluarga,” kata dia.

Meski begitu, Kecamatan Bantargebang hingga kini menjadi satu-satunya kecamatan dengan catatan 0 kasus Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com