DEPOK, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Depok alih-alih semakin mereda justru kian mengkhawatirkan.
Fenomena ini sebetulnya berlangsung secara luas. Tak hanya DKI Jakarta, kota lain seperti Bogor dan Bekasi juga sudah menyusul Depok masuk zona merah penularan Covid-19 nasional.
Namun, Depok patut mendapat sorotan karena hingga saat ini masih bercokol sebagai wilayah dengan kasus Covid-19 tertinggi di Bodetabek, berdasarkan laman resmi setiap pemerintah kabupaten/kota.
Total, hingga data terbaru dirilis Senin (14/9/2020), ada 2.866 kasus positif Covid-19 yang dilaporkan, 1.985 dinyatakan pulih, dan 101 meninggal dunia.
Baca juga: Wali Kota Depok Anggap Kerugian Pedagang karena Jam Malam Dapat Disiasati
Berikut Kompas.com merangkum beberapa fakta di antaranya:
Jumlah kasus aktif/pasien positif Covid-19 yang ditangani di Depok melonjak 390 persen atau nyaris 5 kali lipat dalam tempo 2 bulan.
Pada 15 Juli 2020, jumlah pasien Covid-19 di Depok ada di titik terendah sejak kebijakan PSBB, yakni 159 pasien.
Namun, sejak itu, jumlah kasus aktif terus meningkat. Mulai Agustus, lonjakan itu semakin curam.
Hingga data terbaru diumumkan kemarin, jumlah kasus aktif di Depok telah berlipat menjadi 780 pasien.
Bahkan, pada 12 September lalu, jumlah pasien di Depok sempat mencapai puncak tertinggi selama riwayat pandemi, dengan jumlah 844 pasien pada hari tersebut.
Tingkat kematian masih terbilang rendah (3,5 persen), meskipun masih lebih tinggi dari tingkat kematian di DKI Jakarta (2,6 persen).
Namun, penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Depok semakin cepat, utamanya dalam sebulan terakhir. Fenomena itu dapat tergambar jelas dalam poin kronologis di bawah ini:
14 Juni: 33 korban
14 Juli: 36 korban
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.