BEKASI, KOMPAS.com - Seorang ibu rumah tangga berinisial E (49) yang positif Covid-19 di wilayah Jakasetia, Bekasi Selatan, terpaksa keluar rumah lantaran tidak ada pihak lain yang membantunya.
Ia tidak bisa berdiam diri di dalam rumah karena harus memenuhi kebutuhannya.
E sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya tanpa pemantauan dan pengawasan dari Puskesmas setempat.
Dampaknya, kondisi tersebut meresahkan warga sekitar tempat tinggal E.
Baca juga: Stadion Patriot Bekasi Siap Dipakai Merawat Pasien Covid-19 Mulai Pekan Ini
Salah satu Komunitas Relawan Kemanusiaaan Tejo menjelaskan, E telah dinyatakan positif Covid-19 beradasarkan hasil tes swab pada 4 September 2020, di Rumah Sakit Hermina Galaxy.
Setelah hasilnya keluar, E diminta isolasi mandiri. Pihak RT kemudian meminta E melapor ke Puskesmas setempat.
Tujuannya, agar E diisolasi di rumah sakit. Pasalnya, permukiman rumah E sangat padat.
“Akhirnya pasien ini proaktif ke Puskesmas Senin kemarin. Tetapi belum ada kejelasan, bagaimana menunggu (dijemput untuk diisolasi). Warga sekitar resah termasuk pak RT ini belum dapat kepastian kapan pasien itu akan diisolasi atau dijemput,” ujar Tejo saat dihubungi, Selasa (15/9/2020).
Menurut keterangan E yang diterima Tejo, yang bersangkutan mengaku tidak diawasi selama isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Daftar 44 RW Zona Merah di Kota Bekasi, Paling Banyak di Jatikramat dan Jatibening
Bahkan, anaknya yang tinggal bersama juga tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan.
“Belum ada dilacak, padahal kelurahan, kecamatan sudah tahu ada pasien yang positif,” kata Tejo.
Tejo menambahkan, E masih ke luar rumah untuk mencari makan. Pasalnya, ia tak mendapat bantuan sosial untuk kehidupan sehari-hari selama isolasi di rumah.
“Ya isolasi mandiri, tetapi dia bingung sih harus bagaimana, dia kan orang awam. Sementara kalau dia butuh makan, ya dia makan cari keluar. Saya tanya tadi tidak dapat (bantuan makanan)? Orang namanya positif ya biasalah dijauhi,” ucap dia.
Karena E masih berkeliaran mencari makan di luar rumah, para tetangga mulai resah. Apalagi tetangganya ada yang buka usaha tempat makan.
“Warga di sebelah rumah E ini resah, karena tidak ada yang datang ke tempat jualannya. Apalagi orang Puskesmas juga enggak lakukan tracking,” ucap Tejo.
Baca juga: [HOAKS] Pesan Berantai Fasilitas Kesehatan di Bekasi Tak Bisa Tampung Lagi Pasien Covid-19