JAKARTA, KOMPAS.com - "Rumah saya di Rorotan, kapan mau main? Mau nyabut singkong ada, mau ambil mangga ada," ucap salah seorang wartawan, Diah Ayu, sambil meniru perkataan almarhum Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, beberapa bulan lalu.
Kala itu, Saefullah melontarkan kata-kata berbau candaan tersebut untuk menghibur Diah yang mengadu bahwa rumahnya masih kerap kebanjiran.
Sebagai sesama warga Jakarta Utara, Diah pikir Saefullah adalah pejabat yang tepat untuk menjadi tempat 'curhat' masalah banjir.
"Gue curhat ke Sekda karena rumah gue banjir mulu. Karena sama-sama bocahan Jakut, ngerasa senasib aja sama Sekda. Eh taunya dia bilang kalau rumahnya enggak banjir," kata Diah.
Baca juga: Ahok Kenang Sekda DKI Saefullah Sosok Rajin dan Cepat Bekerja
"Terus untuk ngehibur gue, dia nawarin gue main ke rumahnya, buat ambil berbagai hasil perkebunan yang ada di rumahnya. Kayak singkong, mangga," lanjut dia.
Obrolan serta candaan tersebut adalah satu dari berbagai gurauan yang dirasakan wartawan Balai Kota.
Saefullah, menjadi salah satu pejabat andalan yang dianggap sebagai moodbooster dan kerap mencairkan suasana.
Sosoknya yang selalu tersenyum bahkan ketika dalam keadaan serius sekali pun, menjadi ingatan tersendiri bagi orang yang mengenalnya. Apalagi hobinya memberi pantun.
"Ingat banget Bapak tuh suka ngasih pantun. Apalagi pas lagi tegang-tegang. Dia malah godain wartawan," kata wartawan lainnya Yohannes.
Yohannes paling mengingat satu pantun dari Saefullah, "Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Dari mana datangnya berita, dari pewarta yang baik hati," begitu pantun yang diucapkan Saefullah sesaat sebelum konferensi pers dimulai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.