Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16.000 Petugas Gabungan Awasi Mal hingga Pasar Selama PSBB Jakarta

Kompas.com - 18/09/2020, 11:04 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, petugas gabungan dari Pemerintah Provinsi DKI juga TNI Polri melakukan pengecekan dan pengawasan mal hingga pasar selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Petugas gabungan ini melakukan pengecekan penerapan protokol agar bisa dilaksanakan dengan tertib. Secara keseluruhan jumlah petugas gabungan yang diterjunkan sebanyak 16.000.

"Kami akan mengecek juga, di mal, pasar secara rutin dan berkala. Ada lebih dari 6.000 petugas tambahan dari TNI/Polri setiap hari melakukan pengawasan, 5.000 petugas Satpol PP dan lebih dari 5.000 ASN kami Pemprov DKI setiap hari dari Senin sampai Minggu, pagi, siang, sore bahkan sampai malam keliling," ucap Ariza dalam keterangannya, Kamis (17/9/2020) malam.

Baca juga: Kasatpol PP DKI: Sekarang Lebih Banyak Orang Patuh Gunakan Masker

Untuk itu, Ariza berharap kesadaran masyarakat DKI Jakarta agar lebih disiplin mematuhi peraturan dalam mendukung program PSBB supaya berjalan lancar.

"Ini soal kemanusiaan, butuh kesadaran kita bersama, kesungguhan kita melihat ini. Kita juga lihat berapa banyak saudara kita, keluarga kita yang terpapar, bahkan meninggal. Maka jangan menunggu ada musibah baru kita sadar. Sekali lagi, Covid-19 itu ada di antara kita, bahkan mungkin ada di tubuh kita," kata dia.

Adapun, pada Kamis (17/9/2020) kemarin, Ariza melakukan peninjauan di kawasan perkantoran dan mal, yaitu di Gedung Perkantoran Wisma Mulia, Jakarta Selatan, serta Plaza Indonesia dan Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan selama masa PSBB.

Baca juga: Pemprov DKI Kumpulkan Rp 2,4 Miliar dari Denda Warga yang Tak Pakai Masker

Dalam peninjauan itu, Ketua DPP Partai Gerindra ini menyebutkan, bahwa pihak perkantoran dan mal telah menerapkan protokol kesehatan.

"Kami minta tidak boleh melebihi dari 25 persen jumlah pekerja di setiap perkantoran yang beroperasi. Bahkan kami mengecek cuma tujuh persen yang beroperasi, sehingga kami terima kasih pada pengelola yang mendukung program pemerintah agar semaksimal mungkin terjalankan PSBB ini," ujar Ariza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com