Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Covid-19 di Depok Sulit Cari Rumah Sakit dan Terbelit Administrasi karena Swab Mandiri

Kompas.com - 19/09/2020, 06:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Menurutya, pihak puskesmas masih berkelit lagi, dengan tetek-bengek soal anggaran perawatan suaminya di Wisma Atlet yang bakal dilimpahkan ke Depok, hingga alasan koordinasi dan sebagainya. Ia mengklaim terus mendesak agar suaminya bisa segera dikirim ke Jakarta.

“Lalu dia (pihak puskesmas) bilang, ‘ibu jangan mendesak kami terus, kami juga banyak kerjaan’. Lho, memangnya kami bukan kerjaan mereka? Masalahnya apakah karena kami tidak sesuai domisili? Karena belum urus SK domisili, jadi mereka seolah angkat tangan?” tukas Icha.

“Ini tinggal mau atau tidaknya si puskesmas mengurus administrasinya. Kok, jadi seolah-olah kami beban mereka. Kan ini sudah ditanggung negara,” lanjutnya.

Setelah terlibat adu mulut di dunia maya, akhirnya pihak puskesmas setuju merujuk suaminya ke Wisma Atlet. Surat keterangan rujukan itu kemudian harus diambil langsung di puskesmas, tepatnya di depan gerbang puskesmas.

Masalahnya, pihak puskesmas dalam koordinasinya dengan manajemen Wisma Atlet, menyebut Icha dan suami akan datang sendiri.

Icha kian heran, bagaimana cara agar suaminya bisa masuk ke Wisma Atlet dalam kondisi sakit? Pasutri muda itu baru punya sepeda motor. Mustahil suaminya menunggangi sepeda motor sendirian dalam keadaan terhuyung-huyung, dari Depok ke Kemayoran.

Tanpa obat yang tak pernah ia terima dari puskesmas, Icha hanya mengandalkan obat-obatan seadanya agar kondisi tubuh suaminya tak memburuk. Ia bantu membuatkan madu hingga jamu.

Beruntung, Icha akhirnya dihubungkan dengan layanan ambulans gratis pasien Covid-19 dari salah satu organisasi profesi, melalui jejaring rekannya. Selasa lalu, suaminya berhasil diboyong ke Wisma Atlet.

Tanggapan Pemkot Depok

Icha menyatakan, birokrasi berbelit yang ia alami mestinya tak terjadi kepada siapa pun. Pasalnya, pandemi ini adalah bencana nasional dengan situasi darurat bagi mereka yang mengidap Covid-19.

Menurutnya, keadaan yang terjadi padanya mungkin terasa tak begitu bermasalah karena suaminya bergejala ringan. Namun, bagi pasien bergejala berat, hari-hari yang terkuras hanya untuk mengurus administrasi seperti itu, ongkosnya nyawa.

“Harusnya tidak perlu dikotak-kotaki, mau domisili mana saja, kalau ternyata positif Covid-19, ya harusnya bsia diterima di mana saja. Mengurus administrasi kayak gitu kan lama, seperti sempat ke puskesmas yang ternyata tidak sesuai domisili lalu aku tidak diterima. Makan waktu,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengaku tak bisa terlalu jauh untuk mengomentari peristiwa ini. Namun, ia membenarkan bahwa memang ada alur yang agak panjang untuk ditempuh pasien positif Covid-19 di Depok, terlebih jika melakukan tes swab mandiri yang membuatnya sedikit sulit masuk dalam radar pelacakan pemerintah.

“Kalau melakukan tes swab mandiri, kadang-kadang datanya itu lama masuk ke Picodep (Pusat Informasi Covid-19 Depok). Se-Indonesia ini datanya masuk ke all new record. Untuk dipilah-pilah, melihat mana orang Depok, agak susah,” kata Novarita kepada Kompas.com, Jumat.

“Kalau tes swab mandiri, lapor ke puskesmas, nanti dicatat oleh puskesmas untuk dipantau. Kalau rumahnya tidak layak (isolasi mandiri), bisa diusulkan untuk masuk ke Wisma Atlet atau RS Citra Medika Depok sebagai tempat isolasi,” imbuhnya.

Soal  respons puskesmas yang lamban, ia merasa perlu mendengar penjelasan dari puskesmas yang disebut Icha.

“Kalau di sana ada dua orang yang tidak memungkinkan isolasi mandiri, ya akan dicarikan tempat untuk isolasi. Tapi saya tidak tahu komunikasi antara mereka, harus diluruskan dulu,” kata Novarita.

“Selama tidak ada gejala, memang kami memantau lewat telepon. Kalau ada gejala, kami kirim obat ke sana. Kalau (tenaga puskesmas) datang, nanti terjadi penularan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com