Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Mereka yang Tak Bisa Kerja dari Rumah Selama PSBB...

Kompas.com - 25/09/2020, 16:53 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah 11 hari sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat diberlakukan di Jakarta.

Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan menarik rem darurat itu karena penyebaran Covid-19 di Ibu Kota kembali meningkat, terutama saat PSBB transisi.

Karena kebijakan PSBB itu, banyak para pekerja yang harus kembali bekerja dari rumah selama PSBB. Namun tak semua pekerja bisa merasakan bekerja dari rumah.

Sebagain penduduk ada yang harus bekerja di kantor seperti biasa karena tidak ada kebijakan work from home (WFH).

Salah satunya Anna, perempuan berusia 21 tahun ini harus bekerja di lapangan seperti biasa sebagai wartawan.

Baca juga: Selama Pengetatan PSBB, 211 Restoran di Jakarta Ditutup Sementara

Dia mengeluhkan minimnya alat proteksi diri yang diberikan pihak perusahaan.

"Saya hanya dikasih tiga masker, satu masker scuba, dua masker kain. Apalagi masker bahan scuba sudah enggak direkomendasikan lagi kan," kata dia saat dihubungi Kompas.com.

Alhasil, dia harus merogoh kocek sendiri guna membeli masker cadangan serta hand sanitizer.

Selain itu, tak jarang atasannya memerintahkan Anna untuk liputan di tempat yang berada di zona merah Covid-19. Rasa khawatirnya pun memuncak. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sebenarnya khawatir terkena (Covid-19). Apalagi di rumah saya tinggal sama ibu, sama nenek yang sudah rentan usia," ucap dia.

Rasa jengkel pun semakin memuncak kala perusahaannya memberlakukan pemotongan gaji sekian persen. Sebenarnya, Anna tak masalah dengan pemotongan gaji.

Baca juga: Wagub DKI: Aparat Pengawas PSBB 20.000 Tak Sebanding dengan 11 Juta Warga Jakarta

Yang mengganjal baginya yakni tugas yang dia emban malah semakin banyak.

"Ya kalau potong gaji saya, harusnya kerajaan juga ada yang dikurangi dong. Kalau gaji dipotong kerjaan semakin tambah bagaimana jadinya," kata dia.

Nasib bekerja di tengah PSBB juga dirasakan Ahmad (22). Pria yang bekerja sebagai pelayan di sebuah supermarket ini mengeluhkan fasilitas transportasi.

Kini dia cukup kesulitan jika harus pulang mengunakan kereta api menuju kediaman di Bogor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com