Dia juga menceritakan dalam suasana tersebut tidak terlihat bagaimana seharusnya physical distancing diterapkan di bandara tersebut.
"Gue ambil posisi duduk agak depan n berinisiatif isi formulir pake bolpen sendiri. Sementara penumpang lainnya masih diteriakin suruh duduk, ga tau suruh ngapain. Boro2 jaga jarak! Very intimidating!," tulis dia.
Tidak hanya pelayanan yang tidak ramah dan penerapan jagak jarak yang dikelukan Trinity, dia juga menilai tidak ada panduan bagi penumpang tentang apa yang harus dilakukan untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Trinity juga mengkritik, alur yang dia jalani di Bandara Soekarno-Hatta begitu banyak kontak fisik.
"Formulir dan point pemeriksaan terlalu banyak, kayak ga percaya aja sampe berkali2 dicegat. Pdhl seharusnya meminimalisasi kontak, tapi ini ketemu orang dan bersentuhan dg kertas2 yg dipegang tangan berkali2." tulis Trinity.
Dia merasa pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta bukan pelayanan yang ramah. Trinity merasa pelayanan tersebut justru jadi semacam ospek perpeloncoan.
"Ah begitulah caranya yg berasa kayak diospek. Seharusnya ada informasi yg jelas yg bisa diakses semua org WNI & WNA ttg bagaimana tata cara masuk Indonesia. Ga usah pake teriak2 dan bentak2 juga pan? It's humiliating!," tulis dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.