Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Pemilik soal Kafe Broker yang Disegel Setelah Foto Kerumunan Pengunjung Viral

Kompas.com - 28/09/2020, 13:21 WIB
Jessi Carina

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik Kafe Broker di Jalan Pulo Sirih Barat, Grand Galaxy City, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi mengaku sudah patuhi protokol kesehatan sesuai arahan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

Pemilik kafe tersebut, Giar Sugiarto (29) mengatakan, usahanya beroperasi di tengah situasi pandemi Covid-19 dengan menjalankan arahan sesuai surat edaran Wali Kota Bekasi.

"Kami jalankan protokol kesehatan, kapasitas tempat duduk juga kami kurangi jam buka sampai pukul 23.00 WIB," kata Giar, Minggu, (27/9/2020).

Selain itu, setiap pengunjung yang hadir juga diwajibkan menggunakan masker dalam kondisi tertentu kecuali saat makan dan minum.

Fasilitas cuci tangan juga disediakan di depan pintu masuk kafe agar pengunjung tetap menjaga kebersihan sebelum masuk ke area kafe.

Baca juga: Berulang Kali Langgar Protokol Kesehatan, Warnet dan 4 Kafe di Bekasi Disegel Tiga Hari

"Kapasitas di sini bisa sampai 300 orang, tapi karena pandemi kita kurangi tempat duduknya supaya tetap bisa jaga jarak," ungkap Giar.

Giar juga mengaku heran dengan penyegelan yang dilakukan di kafe miliknya.

Padahal selama ini, hampir setiap hari petugas baik dari kepolisian, Satpol PP dan Pemkot Bekasi mengunjungi tempatnya.

Kunjungan itu tidak lain untuk mengecek penerapan protokol kesehatan yang dijalankan di tempat usahanya.

"Saya jamin kondisinya 50 persen kapasitas (sesuai protokol kesehatan) karena kan tiap malam polisi sama Pol PP rutin dia ngecek ke sini," ungkap Giar.

Harusnya lanjut dia, jika memang kafe-nya tidak sesuai protokol kesehatan sudah sejak awal akan diberikan peringatan atau teguran.

"Kalau dari awal melanggar dari sebelum-sebelum pasti sudah dikasih peringatan, karena tiap hari ada aparat ngecek protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak segala macem," terang dia.

Kerumunan di luar kendali

Video yang menampilkan pengunjung Kafe Broker berkumpul joget sambil diiringi live musik terjadi pada, Jumat, (25/9/2020) malam.

Baca juga: Berulang Kali Langgar Protokol Kesehatan Selama Sebulan, Empat Kafe dan Satu Warnet di Bekasi Disegel

Giar mengaku kondisi tersebut terjadi di luar kendalinya, padahal setiap hari Kafe Broker menghadirkan pertunjukan musik yang sama.

"Iya (di luar kendali) dari yang biasanya, dan terus terang saya (waktu itu) enggak bisa menyetop begitu aja karena saya anggap ini suatu kebetulan aja, durasinya juga hanya berapa menit saja," ujarnya.

Giar mengaku heran dengan situasi di tempat usahanya. Kafe Broker merupakan usaha yang dirintis Giar bersama teman-temannya sejak tiga tahun silam dan fokus sebagai kedai dan suplayer kopi.

Menurut dia, kondisi pada Jumat malam, (25/9/2020) terjadi secara spontan, pengunjung berkumpul di satu area ketika penampilan live musik membawakan lagu.

"Jadi kebetulan di lagu ini mereka (pengunjung) pada turun semua, jadi yang harusnya mungkin di sini (area garden/outdoor) mungkin kapasitasnya 50 orang jadi bisa 200 ngumpul di sini semua," kata Giar.

Kafe Broker memiliki tiga area yang disediakan untuk pengunjung, araea pertama yakni indoor (dalam gedung) lantai bawah, arae lantai atas dan area outdoor (luar ruangan) atau biasa disebut garden.

Kapasitas seluruh area kafe jika dalam kondisi normal dapat menampung sekitar 300 orang.

Namun selama masa pandemi, Kafe Broker terpaksa mengurangi kapasitas tempat duduk menjadi 50 persennya.

Baca juga: Foto Viral Pengunjung Kafe Bekasi Berkerumun Tanpa Masker, Satpol PP Langsung Cek ke Lokasi

"Karena enggak mungkinlah orang ngopi sempit-sempitan kita kan enggak jual alkohol yang membuat orang seperti kaya gitu," tuturnya.

"Biasanya si normal, mereka (pengunjung) punya tempat favorit masing-masing, kebetulan aja," tambah dia.

Giar mengaku cukup heran, kedai kopi miliknya pada saat kajadian situasinya bisa seperti bar yang penuh dengan ingar-bingar

"Kebetulan aja kaya gitu, baru pertama kali dan saya juga enggak menyangka kedai kopi situasi bisa kaya di bar, sampai bisa joget-joget seperti itu tamu (pengunjung)," tuturnya.

Adapun pertunjukan live musik yang disajikan di Kafe Broker merupakan musik-musik akustik yang identik sebagai teman penikmat kopi.

"Kita setiap hari live musik, tapi akustikan buat nemenin ngopi, bukan musik-musik yang bikin orang joget," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian, TNI dan Satpol PP Kota Bekasi menyegel Kafe Broker yang beralamat di Jalan Pulo Sirih Barat, Perumahan Galaxy, Kota Bekasi, Sabtu, (27/9/2020) malam.

Penyegelan ini menyusul viralnya foto dan video keramaian pengunjung berjoget tanpa memperdulikan protokol kesehatan saat menikmati live musik di kafe tersebut.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Polisi Wijonarko mengatakan, penyegelan dilalukan sesuai peraturan yang dibuat Wali Kota Bekasi tentang penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi.

Baca juga: Viral Foto Kerumunan Nikmati Musik Tanpa Masker, Kafe Broker Disegel

"Namun kenyataannya untuk kafe ini tiak mematuhi protokol kesehatan, oleh karena itu kami sepakat menyegel tempat tersebut sehingga diharapkan dapat menimbulkan efek jera," kata Wijonarko saat dikonfirmasi, Minggu, (27/9/2020).

Dia menjelaskan, dalam aturan yang dibuat Pemerintah Kota Bekasi, seluruh tempat usaha wajib menjalankan protokol kesehatan.

Aturan itu di antaranya, seluruh pengunjung wajib menggunakan masker, menjaga jarak dan membatasi kapasitas tempat duduk menjadi 50 persen, serta pengecekan suhu dan menyediakan fasilitas cuci tangan.

Tidak hanya itu, aturan protokol kesehatan juga meliputi jam operasional buka, di mana Pemkot Bekasi mengizinkan kafe atau restoran buka hingga pukul 21.00 WIB.

Setelah pukul 21.00 WIB, seluruh restoran, kafe hanya dapat melayani pembeli dengan tidak membolehkan makan ditempat.

"Kita berharap seluruh tempat-tempat usaha dapat mematuhi kebijakan yang ada di Kota Bekasi," kata Wijonarko. (YUSUF BACHTIAR)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Pemilik Kafe Broker Bekasi Mengaku Sudah Patuhi Protokol Kesehatan, Hampir Tiap Hari Dicek Aparat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com