Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Viral Minuman Boba Disebut Bisa Bikin Lumpuh, Begini Kisahnya

Kompas.com - 28/09/2020, 14:06 WIB
Rosiana Haryanti,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak kenal boba atau bubble tea? Minuman berbahan dasar teh, susu, dan boba yang berbahan dasar tepung singkong ini sedang naik daun.

Rasa manisnya membuat boba semakin digemari oleh masyarakat.

Boba sendiri berasal dari tepung tapioka dan tidak memiliki banyak rasa. Sehingga, rasa manisnya berasal dari gula atau madu yang direndam sebelum disajikan.

Namun, seiring dengan popularitasnya, minuman itu disebut memiliki efek samping, seperti yang dikisahkan oleh R melalui akun media sosial miliknya.

Baca juga: Waspada, Konsumsi Teh Boba Berlebihan Picu Berbagai Masalah Kesehatan

Kisah perempuan asal Bekasi ini menyedot perhatian banyak warganet. Saat dikonfirmasi Kompas.com, R mengaku bahwa dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu.

Kebiasaannya ini dia lakukan sejak Desember 2019 dan terus berlangsung. Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.

Akan tetapi, lambat laun R mulai merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Pada awalnya, perempuan berusia 20 tahun ini merasakan kebas pada kaki.

Selama enam hari setelah itu, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Hingga akhirnya, dia merasakan kakinya mengalami lumpuh sementara.

R lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020.

"Dibawa ke dokter umum, bilangnya cuma kekurangan vitamin D. Ternyata masih terasa berkedut, bahkan pas jalan kayak meleyot (layu) gitu kakinya. Akhirnya dibawa ke dokter penyakit dalam dan dicek ternyata sudah DM (diabetes melitus) tipe-2," kata dia.\

Baca juga: Penderita Diabetes Melitus Ini Berobat Gratis Berkat Jaminan BPJS Kesehatan

Tak hanya itu, kadar gulanya juga sudah mencapai 560. Dokter kemudian merujuknya untuk melakukan fisioterapi guna mengembalikan fungsi saraf pada kaki yang sempat lumpuh.

R juga disarankan untuk puasa makanan non-gula selama tiga bulan, serta mengonsumsi obat yang diberikan.

Meski begitu, R menekankan, apa yang dia alami bukan semata-mata hanya karena mengonsumsi boba, melainkan ada faktor lain, seperti keturunan dari keluarga.

"Dokter bilang ini kebanyakan gula, dan pas banget aku sering konsumsi boba. Aku sharing pengalaman minum boba berlebih karena konteks yang di foto base itu isi kulkasnya banyak boba," tutur R.

Saat ini, R sudah mulai pulih. Dia mengatakan sudah berhenti minum minuman manis serta mengurangi konsumsi makanan dengan gula berlebih.

"Udah sekian, aku cuma mau sharing. Konsumsi boba boleh kok, seneng boba juga boleh, tapi jangan out of control ya," kata R.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com