Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafe Broker Disegel akibat Pengunjung Berkerumun Tanpa Masker, Pemiliknya Minta Maaf

Kompas.com - 28/09/2020, 15:45 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Kafe Broker yang beralamat di kawasan Galaxy, Bekasi Selatan, terpaksa disegel pada Sabtu (26/9/2020) malam.

Penyegelan dilakukan tim gabungan yang terdiri dari polisi, Satpol PP, dan petugas Dinas Pariwisatan lantaran kafe itu kedapatan menggelar pertunjukan musik langsung yang dihadiri ratusan pengunjung.

Foto dan video keramaian di tengah wabah Covid-19 itu kemudian viral di media sosial.

Menanggapi penyegelan itu, Abbiyu Iffat selaku pemilik Kafe Broker meminta maaf atas keramaian yang terjadi di kafe miliknya.

Diakui Abbiyu, keramaian itu di luar dugaannya. Sebab, selama Kafe Broker beroperasi di masa pandemi ini, dia mengeklaim telah menaati aturan protokol kesehatan.

Baca juga: Viral Foto Kerumunan Nikmati Musik Tanpa Masker, Kafe Broker Disegel

"Sebelumnya dari pihak kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini karena di luar dugaan. Sejauh ini, sebenarnya yang berjalan ini, kami sudah mengikuti protokol yang berjalan," kata Abbiyu dikutip dari tayangan program Sapa Indonesia yang disiarkan KompasTV, Minggu (27/9/2020).

"Karena beberapa minggu lalu kami sudah dikumpulin pihak kecamatan untuk menyambung kafe-kafe yang ada di sekitar Galaxy ini supaya menatai aturan beberapa yang telah disepakati," imbuhnya.

Abbiyu mengatakan, pada Jumat (26/9/2020) lalu, kondisi di kafenya memang agak rumit karena kekurangan sumber daya manusia atau kekurangan pegawai.

Namun, ia mengeklaim telah membatasi pengunjung yang masuk hingga 50 persen dari kapasitas normal.

Baca juga: Ini Kata Pemilik soal Kafe Broker yang Disegel Setelah Foto Kerumunan Pengunjung Viral

Sayangnya, pada saat jam-jam penutupan kafe, Abbiyu mengakui bahwa pihaknya lalai dalam menahan euforia pengunjung saat live music mulai ditampilkan.

Bahkan pengunjung yang duduk di lantai atas kafe pun turun ke lantai bawah, mereka menikmati pertunjukan live music yang ditampilkan band saat itu.

"Di luar juga kami membatasi penumpukan di dalam kafe kami. Namun, di saat jam-jam terakhir saat acara live music berakhir, ada sedikit kegagalan untuk menahan customer yang ada," kata Abbiyu.

"(Meja) kafe kami itu ada di (lantai) atas sama bawah. Lalu kemungkinan beberapa (pengunjung) yang di atas akhirnya turun ke bawah tadi ya, mereka ingin pulang karena mereka mendengar musik yang bisa dikatakan emosional untuk menghibur penonton, akhirnya mereka ikut gabung di sini, ini cukup mengecewakan hal ini," kata Abbiyu.

Dia mengaku bahwa manajemen kafe sulit menghalau euforia pengunjung kala itu.

Namum, Abbiyu telah menegur beberapa pihak yang menyebabkan terciptanya keramaian di kafe Broker. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

"Ini kan sebenarnya acara terakhir ya, di sini posisinya kami sudah memberhentikan acara ini karena kebetulan jamnya sudah jam set 21.30 malam. Nah kondisional dan aturan sulit dipatahkan, tetapi karena acara berlangsung di situ ada beberapa pihak yang sudah ditegur akan hal ini dan saya harap tidak akan terulang lagi hal seperti ini," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com