Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pradi Harap KPU Siasati Jam Kedatangan Pemilih ke TPS Pilkada Depok

Kompas.com - 28/09/2020, 17:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Calon wali kota Depok nomor urut 2, Pradi Supriatna mengusulkan agar KPU Kota Depok dapat menerapkan sistem kuota dan jadwal pada Pilkada Depok 9 Desember 2020 nanti.

Sistem kuota dan jadwal itu diterapkan demi mengelola kedatangan para pemilih ke tempat pemungutan suara, agar tidak terjadi penumpukan di waktu yang sama sehingga rentan terjadi penularan Covid-19.

"Ada 1,2 juta pemilih di kami (Depok). Bayangkan saja jika tingkat pemilih 70-80 persen saja, berapa orang harus berkerumun di masing-masing TPS?" kata Pradi dalam acara Sapa Indonesia KompasTV, Minggu (27/9/2020).

Baca juga: Pradi Berharap Ada Kelonggaran Pemasangan Alat Peraga Kampanye di Pilkada Depok

Sebagai informasi, KPU Kota Depok sudah menetapkan jumlah daftar pemilih sementara (DPS) sebanyak 1.230.341 pemilih di seantero Kota Belimbing.

Sementara itu, KPU Kota Depok telah menambah 598 TPS atau sebanyak 17,5 persen dari jumlah TPS yang mulanya disiapkan, dari 3.417 menjadi 4.015 TPS.

Penambahan itu dilakukan, sebab KPU Kota Depok menetapkan bahwa setiap TPS diisi tidak lebih dari 500 pemilih.

Meski demikian, tak ada yang dapat menjamin bahwa kerumunan 500 pemilih di setiap TPS dapat dipecah. Mereka boleh jadi menumpuk pada rentang waktu tertentu.

Baca juga: Pilkada Depok di Tengah Pandemi Covid-19, Pradi Supriatna Klaim Siap Kampanye Online

Oleh karenanya, Pradi memberi usul agar jadwal kedatangan pemilih ke TPS diatur sebelum hari pemungutan suara.

"Disiasati, misalnya angka (pemilih) 1-50, datang jam 07.30-8.00. (Ketentuan) ini belum ada. Dari jam 08.00-09.00, itu mungkin angka 50-100," kata dia.

"Empat ratus pemilih di TPS itu saya rasa cukup, jam 12.00 sudah selesai. Yang terlambat, dikasih spare waktu sampai jam 13.00," imbuh Pradi.

Pilkada Depok, sebagai bagian Pilkada Serentak 2020, belum akan ditunda oleh pemerintah meski kasus Covid-19 terus melonjak, termasuk di Depok.

Baca juga: Kampanye Pilkada Depok di Masa Pandemi, Pasangan Idris-Imam Optimalkan Platform Online

Kemarin, Pemerintah Kota Depok mencatat temuan kasus Covid-19 terbanyak sepanjang pandemi, dengan 366 kasus baru dalam sehari, membuat jumlah pasien Covid-19 di Depok tembus 1.167 orang yang saat ini sedang ditangani.

Dua calon wali kota yang bertarung di Pilkada Depok 2020 sama-sama petahana atau pejabat yang saat ini memerintah.

Wali Kota Depok saat ini, Mohammad Idris adalah kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS dan kini berupaya menyongsong periode kedua kekuasaannya.

Ia akan berduet dengan kader PKS, Imam Budi Hartono yang telah dua periode duduk sebagai anggota parlemen di DPRD Jawa Barat.

Pasangan Idris-Imam yang memperoleh nomor urut 2 didukung oleh segelintir partai di DPRD Kota Depok, yakni PKS, Demokrat, dan PPP dengan total 17 kursi.

Sementara itu, Pradi Supriatna, wakil wali kota saat ini sekaligus Ketua DPC Gerindra Depok, akan berusaha menggantikan posisi Idris lewat pilkada.

Ia akan berpasangan dengan Afifah Alia, kader perempuan PDI-P yang gagal lolos ke Senayan pada Pileg 2019 lalu.

Pasangan Pradi-Afifah dengan nomor urut 1 didukung koalisi gemuk, yakni Gerindra, PDI-P, PAN, PKB, PSI, dan Golkar dengan total 33 kursi di parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com