DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah telah menyatakan sikap bahwa Pilkada Serentak 2020 lanjut terus meski kasus Covid-19 di Indonesia terus menanjak.
Di sisi lain, publik mendesak agar pemerintah mengevaluasi hal ini karena Pilkada rentan menimbulkan klaster Covid-19.
Apalagi KPU tak melarang kampanye tatap muka hingga saat ini.
Desakan publik masuk akal sebab lonjakan demi lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi setiap hari.
Baca juga: Sebaran 1.200 Lebih Pasien Covid-19 di Depok, Terbanyak di Sukmajaya dan Pancoran Mas
Tak terkecuali di Depok, wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Barat dan Bodetabek.
Hingga Senin (28/9/2020) kemarin, Depok masih harus menangani 1.210 pasien positif Covid-19 dengan tren yang terus bertambah setiap pekannya.
Meski pandemi cukup gawat di Depok, namun Pilkada Depok 2020 tetap dilanjutkan. Termasuk aktivitas kampanye di lapangan yang sudah dimulai sejak 26 September hingga 5 Desember nanti
Embel-embel "kampanye dengan protokol kesehatan" seakan menjadi jurus untuk menciptakan ilusi rasa aman.
Di Depok, dua kubu yang bertarung, yakni Pradi Supriatna-Afifah Alia dan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono mengeklaim siap membatasi aktivitas kampanyenya agar tidak melibatkan banyak warga.
Bagaimana gaya kampanye kedua pasang kandidat Pilkada Depok di tengah keterbatasan ini?
Calon wali kota Depok nomor urut 1, Pradi Supriatna mengaku sudah mengantongi rencana untuk menggenjot aktivitas kampanye via media online karena situasi pandemi Covid-19.
"Kami menggunakan media-media seperti Facebook, YouTube, memberikan cerita-cerita tentang visi-misi kami, kondisi kami," kata Pradi dikutip dari acara Sapa Indonesia Kompas TV, Minggu (27/9/2020).
Baca juga: Pilkada Depok di Tengah Pandemi Covid-19, Pradi Supriatna Klaim Siap Kampanye Online
Pradi dengan usungan oleh koalisi gemuk yang menguasai lebih dari 65 kursi di parlemen mengaku, timnya sudah siap untuk melakukan kampanye online secara masif di Pilkada Depok.
Meskipun KPU tak secara spesifik mewajibkan para kandidat bertempur hanya secara online, namun Pradi mengaku siap melakukannya.
Menurut Pradi, kampanye secara online justru mendatangkan sisi positif lantaran masyarakat bisa langsung menilai gagasan dan programnya secara terbuka.