"Paling banyak mainan anak-anak sih mas. Mainan edukasi anak yang dari kayu. Jadi anak dan orang tuanya juga bisa ikut mainan," kata dia.
Barang lain yang juga jadi pesanan anggota membernya yakni masker.
Tak tanggung-tanggung, pesanan bisa sampai angka ribuan. Wajar saja banyak yang membeli dalam jumlah besar.
Rupanya pelanggan Andryana bukan hanya pengguna saja, para reseller juga masuk dalam list member Andryana.
Karenanya, tak heran Andryana mendulang banyak keuntungan bulan ini. Ketika ditanya berapa keuntungan bersih, Andryana terdengar malu-malu untuk menjelaskan.
"Sampai belasan juta per bulan. Seluruh kebutuhan rumah tangga saya bisa tercukupi hanya dari ini," terang dia.
"Bagi saya ini sudah besar. Tapi jastip yang lain bahkan bisa dapat keuntungan ratusan juta," tambah dia.
Baca juga: PSBB Bogor, Depok, Bekasi Diperpajang sampai 27 Oktober, Belum Singgung soal Pengetatan
Walau menuai keuntungan cukup tinggi, sebenarnya Andryana tak mengambil laba terlalu besar untuk setiap barang.
Per-barangnya Andryana hanya menambahkan biaya jastip sebesar Rp 20.000. Itu pun tergantung dari bentuk dan tingkat kesulitan pengemasan barang tersebut.
"Tergantung ukuran sih mas. Kalau pengemasan, berat dan tingginya masih normal ya cuma Rp 20.000. Pernah kemarin ada yang jastipin prosotan karena agak besar ukurannya ya biayanya nambah," terang dia.
Barang itu nantinya dikirimkan pihak retail kepada pembeli dengan jasa pengiriman barang. Dia tak lagi memberlakukan jastip ke lapangan lantaran bahaya Covid-19.
Bukan hanya manisnya saja yang diceritakan Andryana. Pahitnya jastip juga tak luput dari curahan kisahnya ketika ditanya Kompas.com
Terkadang Andryana harus berhadapan dengan member yang tak mau bayar dengan alasan yang beragam. Ada yang bilang tidak merasa memesan, ada yang bilang tak jadi pesan.
Padahal, Andryana sudah memesan barang tersebut. Tak jarang uang muka pun datang dari kantong Andryana sendiri. Kasus lain yang sering ditemui yakni para istri yang sudah belanja kesulitan membayar karena sang suami terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Padahal pas dia ngomong di grup 'mau' otomatis saya kan langsung pesankan," ucap dia lesuh.