Banyak yang terhibur rupanya. Handoko pun sadar lelucon-lelucon itu harus sering dia selipkan supaya para pasien lepas dari stres.
Baca juga: Sembuh, Pelajar hingga Tenaga Medis yang Karantina di Rumah Lawan Covid-19 Dipulangkan
Tak ada rupiah yang bisa membayar kebaikan Handoko.
Rela melepas hidup nyaman dan aman bersama keluarga di rumah demi mengurus kesehatan orang lain yang berstatus positif Covid-19.
Bahkan, semenjak berada di sana, dia mengaku semakin banyak pasien yang pulang karena dinyatakan sembuh.
Melihat mereka satu persatu pulang sepertinya sudah cukup membuat Handoko senang.
“Seperti apa yang saya lakukan ternyata berguna,” ucap dia.
Bahkan, tak jarang ada pasien yang menelepon dirinya setelah dinyatakan sembuh.
Bukan uang atau harta yang dijanjikan pasien tersebut dari sambungan telepon, melainkan hanya kata terima kasih. Kata terima kasih yang cukup sederhana.
“Jujur saya terharu. Ada yang terbantu karena saya. Semua yang saya lakukan berguna,” terang dia.
Jelas tidak ada nominal uang yang bisa membayar kebahagiaan ini. Hal inilah yang akan terus menjadi motor penggerak semangat Handoko untuk selalu melayani.
Dia tahu pertarungan masih panjang, pandemi juga belum tahu kapan ujungnya.
Namun sampai sisa tenaganya dia akan terus melayani para pasien. Menyembuhkan mereka dengan cara yang Handoko tahu, yakni senam.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan