Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Dua Pemulung di Cikarang Dihantam Pakai Balok Kayu Saat Sedang Tidur

Kompas.com - 02/10/2020, 14:21 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Dua pemulung tergeletak lemas di emperan ruko di kawasan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Dua pemulung bernama Udin Rojudin (78) dan Kusnan (63) itu diduga dianiaya orang tak dikenal pada Selasa (29/9/2020) lalu.

Akibat penganiayaan tersebut, Udin meninggal dunia, sementara Kusnan masih dalam perawatan di RSUD Kota Bekasi.

Kejadian berawal ketika Udin dan Kusnan sedang tidur di depan sebuah showroom dengan beralaskan kardus. Tiba-tiba, datang dua orang tak dikenal dari seberang jalan ke arah Udin dan Kusnan sambil membawa karung.

Dua orang tersebut kemudian menganiaya Udin dan Kusnan.

Baca juga: Dua Pemulung di Cikarang Dianiaya dan Dicuri Uangnya, Salah Satunya Meninggal Dunia

"Sesuai dengan CCTV (kamera pengintai). Dua orang yang sedang tidur itu dianiaya oleh dua orang yang tidak dikenal menggunakan balok kayu," ujar Kasatreskrim Polres Metro Bekasi AKBP Dwi Prasetya saat dihubungi, Jumat (2/10/2020).

Setelah Udin dan Kusnan tergeletak tak berdaya, para pelaku mengambil uang dari kantong korban.

Dwi belum memastikan jumlah uang yang diambil pelaku.

"Sesuai dengan CCTV atau kamera pengintai juga terlihat ada harta atau finansial milik korban yang diambil. Namun, jumlahnya berapa banyak belum dapat kita pastikan karena temannya ini walaupun sudah bisa sadar tetapi belum bisa diajak ngobrol banyak," kata Dwi.

Usai merogoh uang dari kantong korban, dua pelaku pun melarikan diri. Sementara, balok kayu yang dipakai pelaku untuk menganiaya korban itu ikut dibawa pergi.

"Kayu dibawa pelaku kan," ujar Dwi.

Baca juga: Hari Ini, Jam Operasioal Tempat Usaha di Kota Bekasi Dibatasi Sampai 18.00 WIB

Sampai saat ini pihak kepolisian masih terus mencari identitas dua pelaku yang menganiaya Udin dan Kusnan. Polisi telah mengantongi CCTV untuk melacak identitas pelaku.

Terkait dugaan bahwa yang menganiaya korban adalah sesama pemulung, Dwi belum bisa memastikan. Pihaknya masih terus menyelidikinya.

"Masih proses pengejaran, belum bisa pastikan juga, kalau nanti saya katakan pemulung ternyata bukan. Kalau saya katakan bukan pemulung ya sudah. Artinya dia pegang karung dari seberang jalan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com