Di saat jam makan tiba, dia akan menghidangkan makanan dan meminta suaminya keluar untuk makan.
"Jadi pas dia makan, saya masuk kamar," kata Ama.
Kemudian setelah suaminya selesai makan, semua peralatan makanan dan tempat makan kembali disterilkan dengan disinfektan.
Menurut dia, ada satu hal yang agak sulit dilakukan, yaitu menyiapkan makanan untuk pasien positif Covid-19. Pasalnya, indra penciuman pasien Covid-19 tidak berfungsi normal.
Untuk menambah selera makan, makanan yang disuguhkan dalam keadaan hangat. Asupan makan bergizi mempercepat pemulihan di masa karantina.
Baca juga: PSBB Jakarta Sudah Diperketat, 26.600 Warga Masih Abai Pakai Masker
Ama menambahkan, selama masa isolasi suaminya, dia biasa berbelanja secara online untuk menghindari kontak dengan orang lain.
Meskipun hasil swab terakhir negatif Covid-19, dia takut menjadi orang tanpa gejala yang bisa menularkan ke orang lain.
"Jadi ketika merawat pasien isolasi, rasanya kita juga diisolasi, ini juga untuk menjaga agar nggak timbul prasangka di tetangga," kata dia.
Ketika menerima paket kiriman, Ama juga menyarankan agar bagian terluar paket disemprot dulu menggunakan disinfektan.
Langkah itu untuk memastikan tidak ada virus di paket tersebut.
Setelah 14 hari berjalan, dia dan suaminya kembali menjalani swab tes kedua. Hasilnya, Ama tetap negatif, sementara suaminya masih positif Covid-19.
Isolasi mandiri kemudian dilanjutkan. Hasil swab ketiga, suaminya dinyatakan negatif Covid-19 setelah sekitar sebulan menjalani isolasi mandiri.
Ama menekankan, dirinya tidak akan berhasil merawat suami tanpa tertular tanpa dibarengi kesabaran pasien yang dirawat.
"Memang keduanya harus sabar, kami selalu yakin kalau ini bisa dilalui sama-sama," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.