Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW Minta Polda Metro Jaya Teliti Kendala Pengungkapan Kasus Pembunuhan di Pondok Aren

Kompas.com - 03/10/2020, 13:05 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, berharap Polda Metro Jaya bisa turun ke Polres Pondok Aren untuk meneliti kendala lapangan di polres itu terkait kasus pembunuhan yang terjadi Agustus lalu.

“IPW berharap Polda Metro Jaya bisa turun ke polres setempat untuk meneliti dimana kendalanya dan memberi supervisi agar jajaran reskrim setempat bisa bekerja cepat untuk mengungkapnya,” kata Neta dalam pesan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (3/10/2020).

Neta menambahkan, bila perlu jajaran Polda Metro Jaya bersama Polres Pondok Aren membentuk tim khusus agar kasus segera terungkap.

Baca juga: Polisi Kesulitan Tangkap Pembunuh Perempuan yang Mayatnya Dibungkus Kain di Pondok Aren

“Dalam beberapa kasus pembunuhan, jajaran Polda Metro Jaya sebenarnya cukup promoter (profesional, moderen, dan terpercaya) dalam mengungkapnya. Antara lain dalam kasus mayat terpotong-potong di apartemen Kalibata City,” tulis Neta.

Neta menjelaskan, kadan-kadang pengungkapan kasus kejahatan memang tidak mudah, apalagi jika bukti pendukung di lapangan tidak mendukung dan belum ada saksi yang dapat memberikan petunjuk jelas.

“Sehingga ada beberapa kasus kejahatan di wilayah Polda Metro belum terungkap, seperti kasus penemuan mayat perempuan di Pondok Aren,” ujar dia.

Pada 3 September lalu, Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharram Wibisono, menyatakan sudah mengantongi identitas tersangka pelaku pembunuhan itu. Orang itu diduga merupakan kekasih korban.

Namun, polisi hingga kini belum menangkap orang tersebut karena masih dicari. Menurut Muharam, tersangka berinisial NZ itu kerap berpindah-pindah tempat dan kini sudah melarikan diri ke luar wilayah Tangerang Selatan.

Kondisi itu mempersulit polisi meringkus tersangka, walaupun indentitasnya sudah diketahui.

Jenazah korban pembunuhan di Pondok Aren itu ditemukan pada 25 Agustus 2020.

Beberapa warga sekitar mencium bau tidak sedap dari rumah kontrakan korban. Karena pintu kontrakan tersebut terkunci, warga masuk melalui jendela. Saat masuk, saksi melihat ada sebuah gulungan dan mengeluarkan darah.

Warga langsung melaporkan temuan tersebut kepada polisi. Petugas yang datang ke lokasi membuka paksa pintu dan melakukan pemeriksaan.

Saat diperiksa, ditemukan mayat perempuan tanpa busana dalam kondisi diikat dan dibungkus kain hitam kemudian dilapisi lagi dengan selimut dan dilakban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com