JAKARTA, KOMPAS.com – Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyatakan naik banding atas vonis Pengadilan Negeri Jakarta Barat bagi terdakwa kasus narkoba, Lucinta Luna, pada Senin (5/10/2020).
Sebelumnya, majelis hakim menjatuhkan vonis 1 tahun 6 bulan kepada Lucinta.
Ketika dikonfirmasi, Kasi Intel Pengandilan Negeri Jakarta Barat, Edwin membenarkan bahwa pihak JPU telah resmi menyatakan banding hari ini.
“Putusan 1 tahun 6 bulan kami anggap terlalu ringan dan tidak mencerminkan rasa keadilan” ujar jaksa Asep Hasan melalui pesan singkat ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, pada Senin (5/10/2020).
JPU menyatakan, terdakwa telah melanggar dua tindak pidana, yakni pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 60 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Baca juga: Lucinta Luna Divonis 1,5 Tahun Penjara
“Sehingga, berdasarkan ketentuan pasal 65 ayat 2 KUHP, ancaman pidana terhadap terdakwa maksimal adalah ditambah 1/3” ujar Asep.
Pasal 65 ayat 2 KUHP menyatakan bahwa maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yang diancam terhadap perbuatan itu, tetapi boleh lebih dari maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga.
Pada Rabu (30/9/2020), terdakwa kasus narkoba, Lucinta Luna dijatuhkan vonis penjara selama 1 tahun 6 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
"Menjatuhkan hukuman dengan pidana satu tahun enam bulam dan denda Rp 10 juta rupiah, diganti kurungan satu bulan," kata Hakim Ketua Eko Aryanto, pada Rabu 30 September di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Baca juga: Lucinta Luna Akui Pernah Konsumsi Ekstasi
Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan awal JPU, yakni tiga tahun hukuman penjara, dan denda Rp 25 juta subsider tiga bulan kurungan
Dalam putusan majelis hakim, hal yang memberatkan Lucinta adalah ia tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas narkoba.
Sementara hal-hal yang meringankan Lucinta adalah usianya yang masih muda dan belum pernah dipidana sebelumnya.
Lucinta menerima vonis yang dijatuhkan majelis hakim kepadanya.
Dalam dakwaan jaksa, Lucinta terbukti sebagai pemilik ekstasi yang dibuang ke tempat sampah di apartemennya.
JPU Asep menyebutkan dalam dakwaannya, bahwa dua butir ekstasi itu didapat Lucinta dari seorang perempuan yang tak dikenalnya sewaktu berada di tempat hiburan malam pada Februari 2020.
Pada Februari 2020, seminggu sebelum Lucinta Luna berlibur ke Pulau Bali, Lucinta membuang ekstasi itu ke tong sampah.
Selanjutnya, pada Selasa 11 Februari, polisi melakukan penggeledahan di apartemen dan menemukan narkotika jenis ekstasi di tong sampah Lucinta.
Lucinta tidak mengakui kepemilikan dua butir ekstasi yang ditemukan di dalam tong sampah apartemennya tersebut.
Namun, Lucinta mengaku pernah mengkonsumsi ekstasi sebanyak tiga kali. Dua kali di tahun 2018, dan terakhir kali di bulan November 2019 lalu.
"Bulan November tahun 2019 itu di Malaysia. Saya konsumsi satu setengah, waktu itu dikasih teman saya," ujar Lucinta.
Sementara hasil pemeriksaan rambut Lucinta Luna menunjukkan dia telah mengonsumsi ekstasi selama sebulan.
Hal itu ditunjukkan dengan kandungan amfetamin dan MDMA atau metilendioksi-metamfetamina), yang biasanya dikenal dengan nama ekstasi, E, X atau XTC. Kandungan ini seringkali ditemukan dalam ekstasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.