Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Imbau Buruh Lakukan Swab Test Usai Ikut Demo untuk Cegah Klaster Covid-19

Kompas.com - 06/10/2020, 13:54 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengimbau seluruh buruh kawasan industri Pulogadung menjalankan swab atau rapid tes setelah melaksanakan demonstrasi hari ini. Hal tersebut agar tak muncul klaster Covid-19 baru di pabrik.

Petugas mengkhawatirkan massa yang ikut demonstrasi malah membawa virus corona saat masuk ke dalam lingkungan kantor ketika kembali bekerja.

“Kita imbau untuk ikuti protokol kesehatan jadi setiap (pekerja) yang mau keluar (demonstrasi) dari perusahaan itu harus swab,” kata Kapolsek Pulogadung, Komisaris Polisi Beddy Suwendy ketika dikonfirmasi, Selasa (6/10/2020).

Baca juga: Ketika Buruh Merasa Dibohongi Penguasa dan Wakil Rakyat soal UU Cipta Kerja...

Selain itu, Beddy juga mengimbau beberapa perusahaan agar tak memperbolehkan seluruh karyawan berdemonstrasi sekaligus. Karyawan di setiap perusahaan diimbau untuk berdemonstrasi secara bergiliran.

Upaya tersebut dilakukan demi memperkecil jumlah kerumunan saat demonstrasi.

“Contohnya di salah satu perusahaan itu kan 200 karyawan, dia bergantian 15 orang berganti gantian. Jadi silih berganti,” terang dia.

Terlepas dari imbauan itu, Beddy memastikan aksi demonstrasi hari ini masih berjalan dengan kondusif. Sebanyak 100 personelnya sudah dikerahkan di sembilan titik demonstrasi kawasan industri Pulogadung. Dia juga memastikan belum ada tanda-tanda terjadinya aksi anarkis dalam demonstrasi hari ini.

“Aksinya akan berjalan dari hari ini hingga Kamis tanggal 8 nanti,” ucap dia.

Sebelumnya, Koordinator Forum Buruh Kawasan Pulogadung, Hilman Firmansyah membenarkan pihaknya akan menggelar unjuk rasa, hari ini. Unjuk rasa itu akan diikuti beberapa kelompok buruh di kawasan Pulogadung saja.

Baca juga: Buruh di Bekasi Disebut Siap Kena PHK Dampak Mogok Kerja

"Kami sudah ajukan izinnya kepada polisi sejak sepekan lalu. Aksinya tanggal 6 sampai 8 Oktober. Kami hanya aksi di pabrik, di jalan-jalan kawasan Pulogadung," kata dia, Selasa (6/10/2020).

Dia mengatakan, kelompok buruh yang ada di Pulogadung sepakat untuk tidak bekerja produksi hari ini. Hal ini demi menunjukkan solidaritas dan kekompakan buruh dalam menentang omnibus law UU Cipta Kerja.

Tak hanya mogok produksi, buruh juga akan memasang atribut demonstrasi di sejumlah tempat di Pulogadung untuk menyuarakan penolakan.

"Spanduk di setiap pabrik kami pasang, untuk suarakan lewat spanduk tolak omnibus law," kata dia.

Pada Selasa siang, beberapa kelompok buruh mulai berkumpul di lokasi aksi. Dia memperkirakan 5.000 buruh akan tergabung dalam aksi itu.

UU Cipta Kerja yang disahkan kemarin sore dinilai mencekik kaum buruh lantaran beberapa poin dalam UU itu dianggap merugikan pekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com