“HB tuh drop. Aku sampai harus transfusi darah. Nunggu (darah) lagi dari PMI. Jadi walaupun aku udah negatif, enggak bisa langsung pulang dari rumah sakit,” tuturnya.
“Aku selalu pesan, kalau badan audah enggak enak, mulai batuk-batuk, meriang, cepat-cepat periksa saja!” ujar Tutut mengingatkan.
Tutut menyatakan bahwa dokter nantinya akan merekomendasikan apakah harus melakukan swab test atau tidak.
Bahkan jika melakukan tes swab di puskesmas, tidak dipungut biaya apapun.
“Kalau positif ya, langsung ke rumah sakit. Ada yang tes positif, tapi enggak pergi-pergi ke rumah sakit, yang ada enggak sembuh-sembuh. Di rumah sakit tuh ada obat antivirusnya, ada antibiotiknya,” kata Tutut.
Ia juga mengingatkan agar tidak membeli obat sembarangan di luar resep dokter, kecuali berupa vitamin atau peningkat imun tubuh.
Pasalnya, obat yang diberikan ke tiap pasien berbeda, melihat kondisi pasien dan penyakit penyertanya.
“Contohnya, orang di sebelah aku itu dikasih chloroquin, sementara aku enggak. Soalnya, chloroquin itu bikin jantung berdebar-debar, sementara aku ada (penyakit) jantung” ujarnya.
Ada juga pasien Covid-19 yang mengonsumsi antibiotik via infus, sementara Tutut mengonsumsinya via pil.
Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19: Dirawat 3 Hari di Kursi IGD karena Kamar Penuh
“Enggak bisa gitu, karena beda-beda tiap orang. Obat itu semua ada efek sampingnya. Enggak semua obat yang diterima itu sama, walaupun sama-sama Covid-19. Dillihat ada (penyakit) penyertanya enggak," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.