JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis wedding organizer tak luput terdampak dari pandemi Covid-19.
Mati surinya bisnis wedding organizer membuat orang yang menggelutinya harus banting setir untuk bertahan hidup.
Hal ini dialami oleh Dwi, pemilik sebuah wedding organizer di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dwi dan istri kini beralih profesi dengan berjualan nasi uduk dan donat untuk menyambung hidup sehari-hari.
"Orang resepsi tidak boleh. sekarang cuma dagang nasi uduk dan donat," kata Dwi kapada, Kamis (8/10/2020).
Baca juga: Kisah Pengusaha Furnitur Produksi Ribuan Peti Mati untuk Pasien Covid-19...
Kini, pertemuan klien telah berganti dengan pembeli.
Kondisi itu dilakoni Dwi dan istri setiap pagi hari saat orang ingin beraktivitas ke luar rumah.
"Nasi uduk buka warung depan rumah pagi hari. kalau donat (jual) online. Alhamdulillah buat menyambung hidup," kata Dwi.
Aktivitas dagang itu sudah dilakukan Dwi sudah dalam tiga bulan terakhir, tepatnya saat mobil operasi barang dan dua motor dijual.
Hasil dari uang itu digunakan untuk membayar tunjangan hari raya (THR) tujuh karyawan yang membantu selama menjalani bisnis wedding organizer.
"Karena kita kan pikirkan mereka. Setelah habis lebaran ini semua saya rumahkan dulu karena memang tidak ada (acara pernikahan)," kata Dwi.
Dwi berkisah, agenda pernikahan tidak lagi tertulis dalam daftar buku catatan sejak enam bulan lalu.
Bahkan, jasa Dwi dalam merancang dekorasi resepsi pernikahan kini dilakukan dengan sederhana.
"Ada empat bulan Maret. Satu minta balikan DP (Down Payment). Lainnya hanya batas foto akad, keluarga dan dibuat album saja. Tadinya full sama resepsi," katanya.
Padahal, sebelum Covid-19, Dwi bisa mengantongi keuntungan hingga lebih dari Rp 25 juta dalam sebulan.
Baca juga: Kisah Penjaga Kolam Renang Tambah Penghasilan lewat Ternak Ikan Cupang Saat Pandemi Covid-19
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.