Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap 105 Pelajar di Bekasi yang Diduga Provokasi Massa Aksi

Kompas.com - 08/10/2020, 23:00 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Jumlah pelajar yang diamankan pihak kepolisian di sejumlah titik bertambah. Kini totalnya ada 105 pelajar yang diamankan di Polres Metro Bekasi.

Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko.

"Akibat kejadian tersebut ada 105 pelajar yang kita amankan dari tingkat SMP, SMK dan bahkan yang sudah lulus kita akan tindak lanjut sesuai dengan hukum berlaku," ujar Wijonarko saat dikonfirmasi, Kamis (8/10/2020) ini.

Wijonarko mengatakan, para pelajar ini diduga hendak mencoba memprovokasi massa aksi agar rusuh.

Kata Wijonarko, para pelajar itu saat ditangkap tengah memprovokasi massa di Pemkot, DPRD, dan di Unisma.

Baca juga: Massa Aksi Tolak UU Cipta Kerja di Bekasi Bubarkan Diri, Polisi Sebut Situasi Kondusif

Para pelajar yang diamankan itu kebanyakan warga luar Bekasi.

"Unjuk rasa di Pemda, di DPRD ada pelajar berusaha provokasi Ahmad Yani dan Unisma secara keseluruhan ada 105 langsung kita amankan," kata Wijonarko.

Dia mengatakan, dari 105 orang yang diamankan pihak kepolisian, ada beberapa di antaranya alami luka-luka.

Mereka yang alami luka-luka itu dibawa ke RSUD Kota Bekasi untuk ditindaklanjuti.

"Dari hasil identifikasi ada yang luka karena gas air mata, itu luka ringan di RSUD Kota Bekasi, kemudian untuk kerusakan tidak ada yag menonjol , kita segera perbaiki, mudah-mudahan ini tetap terkendali," ucap dia.

Baca juga: Amankan 100 Pelajar di Bekasi, Polisi: Diduga Berupaya Provokasi Massa Aksi

Wijonarko mengatakan, pihak kepolisian akan memerika para pelajar yang diamankan hari ini. Nantinya, pihak sekolah dan orangtua akan diminta untuk menjemput para pelajar tersebut sebagai tindakan efek jera.

"Pemeriksaan sementara, tidak ada membawa senjata tajam dan barang berbahaya. Kita akan lakukan pendalaman apa motivasi aksi hari ini. Kita akan proses hukum yang berlaku, kalau ada pidana kita akan proses tentunya.Nanti kita akan panggil juganorangtuanya dan pihak sekolah supaya memberitahu yang bersangkutan dan timbulkan efek jera," kata Wijonarko.

Dia menyesalkan adanya pelajar ikut yang ikut dalam unjuk rasa ini. Apalagi tak ada koordinasi dan izin dari pihak kepolisian.

"Ini disesalkan harusnya yang sebenarnya melakukan aksi buruh kemudian pelajar ini melakukan aksinya. Tentunya mengimbau ini boleh menjadi evaluasi ke depan tidak terulang kembali. Kita tentunya berharap serikat pekerja dan serikat buruh yang kemudian Pemkot selalu berkoordinasi, sehingga diharapkan ini bisa terkendali," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com