JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir adanya lonjakan kasus Covid-19 imbas aksi unjuk rasa menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja.
Pasalnya, kerumunan aksi unjuk rasa tanpa penerapan protokol kesehatan terjadi di sejumlah lokasi di Ibu Kota.
"Justru yang kami khawatir dengan sangat serius potensi lonjakan kasus akibat demo yang terjadi di berbagai daerah termasuk di Jakarta," ujar Anies kepada wartawan, Sabtu (10/10/2020).
Masalahnya, lonjakan penularan kasus Covid-19 belum bisa terlihat dalam waktu dekat. Terjadi lonjakan atau tidak akan terlihat pada sepekan hingga dua pekan ke depan.
"Khawatir berpotensi terjadinya lonjakan kasus sekitar seminggu sampai dua minggu yang akan datang. Karena kalau ada kejadian (penularan Covid-19) itu, tidak langsung muncul, tetapi satu sampai dua pekan setelahnya. Mudah-mudahan tidak terjadi," kata Anies.
Baca juga: Wagub DKI: 14 Pedemo UU Cipta Kerja Positif Covid-19
Anies memberi contoh, kasus libur panjang yang berimbas terhadap lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada September lalu.
Data pemerintah, 12 hari pertama bulan September menyumbang 25 persen dari total kasus aktif positif Covid-19 di Ibu Kota.
"Karena kalau kami perhatikan lonjakan yang terjadi awal September kemarin tidak terlepas dari libur panjang Agustus lalu," kata dia.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak liburan terlebih dahulu saat libur Maulid Nabi SAW tanggal 29 Oktober 2020.
Hal itu mencegah penularan kasus Covid-19 nantinya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan