Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2020, 08:57 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu sektor usaha yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 di Indonesia adalah sektor transportasi.

Kebijakan "di rumah aja" dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi awal keengganan masyarakat untuk bepergian, sehingga mau tidak mau, sektor transportasi umum menjadi sektor dengan dampak paling drastis karena kebijakan ini.

Seperti Perum DAMRI, misalnya, mengaku harus tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19 meski ditinggalkan penumpang mereka lebih dari 90 persen.

Baca juga: Jumlah Penumpang Bus DAMRI Bandara Soekarno-Hatta Sempat Turun Hingga 90 Persen karena PSBB

"Pada awal PSBB (pembatasan sosial berskala besar) kita sempat merosot hingga 90 persen, jadi kemungkinn okupansi (keterisian) kita sekitar 10 persen saja," kata Komunikasi Korporasi dan Protokol Perum DAMRI Harys Kristanto melalui telepon, Senin (12/10/2020).

Sempat bekukan rute tertentu

Tidak hanya berkurang drastis, PSBB juga berdampak pada pengurangan rute ke terminal-terminal kecil di Jakarta.

Harys menjelaskan bahwa rute terminal kecil seperti Terminal Pasar Minggu dan beberapa terminal lainnya dipindahkan ke terminal besar saja.

Ada tiga terminal besar yang disebut Harys sebagai rute pengalihan saat awal PSBB diterapkan April lalu, begitu juga saat PSBB ketat yang diterapkan DKI Jakarta selama sebulan.

"Kemarin yang masih berjalan Blok M, Rawamangun, Kemayoran masih berjalan normal," kata dia.

Pengurangan frekuensi keberangkatan

Harys mengatakan, setelah PSBB masa transisi diberlakukan, operasional bus DAMRI di beberapa rute terminal kecil ke Bandara Soekarno-Hatta kembali beroperasi normal.

Meski rute sudah kembali normal, terdapat pengurangan frekuensi keberangkatan yang berpengaruh pada waktu tunggu penumpang.

Baca juga: Ini Aturan Naik Bus DAMRI Bandara Soekarno-Hatta Selama Pandemi Covid-19

Harys menjelaskan, jika di masa sebelum pandemi Covid-19 melanda, penumpang hanya perlu menunggu bus sekitar 30 menit sampai 1 jam saja.

Tetapi saat ini "Ada penyesuaian waktu seperti misalnya (dari) waktu tunggu 30 menit-1 jam kemungkinan sekarang bisa sampai 1-2 jam," kata Harys.

Peningkatan penumpang yang jauh dari angka normal

Setelah PSBB mulai dilonggarkan, Harys mengaku memang terjadi peningkatan penumpang bus DAMRI.

Tapi angka peningkatan jauh dari harapan, untuk mendekati angka normal sebelum pandemi saja, kata Harys masih sangat jauh.

"Sekarang sudah meningkat sekitar 15-20 persen, masih jauh banget dari angka normal, setidaknya kami masih bisa bertahan di tengah pandemi," kata dia.

Beragam syarat penumpang tetap patuh pada protokol kesehatan

Meski sepi penumpang, DAMRI tetap menerapkan dengan ketat protokol kesehatan untuk penumpang mereka.

Harys mengatakan, setiap penumpang dipastikan dahulu apakah mereka sehat untuk melakukan perjalanan dan suhu tubuh diukur menggunakan alat pengukur suhu.

Apabila ada penumpang dengan suhu melebihi 37,3 derajat celsius, maka tidak diizinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Penumpang juga wajib menggunakan masker, menjaga jarak selama perjalanan dan menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki armada bus.

Dia juga menjelaskan penumpang dilarang untuk duduk berdekatan di satu baris kursi dengan alasan apapun meskipun.

"Meskipun satu keluarga kami sarankan untuk pisah tempat duduk. Kalau depan-belakang masih diizinkan. Tapi kalau untuk sebelahan memang tidak boleh," kata dia.

Terakhir, penumpang tujuan Bandara Soekarno-Hatta disarankan untuk membawa rapid test sebagai salah satu syarat untuk melakukan penerbangan.

"Kita sarankan kepada penumpang untuk rapid, karena kan di Bandara mereka melakukan penerbangan, dan rapid test akan diperiksa juga," pungkas Harys.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com