Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Tolak UU Cipta Kerja Kemarin, Korban Tergeletak hingga Motor Pedemo Diangkut ke Polda

Kompas.com - 14/10/2020, 07:59 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dari berbagai elemen masyarakat terus berlanjut hingga Selasa (13/10/2020) kemarin.

Setelah serikat buruh hingga aliansi mahasiswa yang melakukan aksi penyampaian pendapat, kini giliran Persatuan Alumni (PA) 212 dan beberapa ormas Islam yang menggelar unjuk rasa.

Kegiatan unjuk rasa itu bertema "Aksi 1310 Tolak UU Ciptaker/Cilaka", yang dilakukan di wilayah ring satu Istana Negara, Jakarta Pusat.

Namun, usai massa PA 212 menyelesaikan unjuk rasa, beberapa demonstran lainnya kembali terlibat kericuhan.

Baca juga: Demo di Patung Kuda Rusuh, Massa Anak Muda Lempar Batu ke Arah Polisi

Polisi menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa hingga ke berbagai arah baik Kebon Sirih hingga Tugu Tani, Jakarta.

Salah seorang pedemo tergeletak akibat bentrokan dengan polisi itu.

Bahkan, mereka juga meninggalkan motor-motor yang sebelumnya terparkir di Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) hingga dibawa ke Polda Metro Jaya.

Seorang pedemo tergeletak

Berdasarkan pantauan KompasTV pukul 17.31 WIB, massa yang mengenakan pakaian bebas terus melempari polisi dengan batu.

Mereka juga membakar kayu dan beberapa barang lain di sepanjang jalan tersebut.

Sementara polisi dengan peralatan lengkap berupa tameng dan tongkat terus menghindari dari serangan massa.

Polisi juga terus menembakkan gas air mata yang membuat massa berlarian ke berbagai arah. Bahkan, beberapa di antaranya berlari hingga ke tepi sungai.

Di tengah kericuhan itu, salah satu demonstran tiba-tiba tergeletak di jalan.

Baca juga: Bentrok dengan Polisi di Tugu Tani, Satu Orang Tergeletak di Jalan dan Digotong Massa

Ia pun langsung digotong oleh teman-temannya untuk menjauhi dari kepolisian yang terus menembakkan gas air mata.

Cairan kimia

Polisi temukan bola kasti yang diduga berisi cairan kimia berbahaya saat terjadi aksi saling lempar antara massa aksi.

Kepada Kompas.com, Petugas Provost Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Siregar mengatakan bahwa bola tersebut sudah diisi cairan kimia berbahaya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com