JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja oleh massa PA 212 dan sejumlah ormas lain pada Selasa (13/10/2020) sore yang awalnya berjalan damai menjadi berakhir ricuh.
Massa demonstran terpecah menjadi dua bagian. Ada yang damai dan ada yang menjadi provokator serta perusuh.
Sekitar pukul 15.38 WIB, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib. Dari mobil komando, orator berterima kasih atas partisipasi demo.
Baca juga: Sejumlah CCTV Mati Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ini Penjelasan Pemprov DKI
Massa kemudian balik kanan. Kemudian, ada beberapa orang anak muda yang tak diketahui identitasnya yang melemparkan botol air mineral.
Massa anak muda lain ikut melempar botol air mineral, bahkan batu. Suasana mulai tak terkendali, tetapi penyerangan ke polisi belum terjadi.
Pedemo anak muda mulai berteriak-teriak.
“Tugasmu mengayomi. Tugasmu mengayomi. Pak polisi, pak polisi,” teriak massa anak muda.
Massa anak muda merangsek ke bagian depan dekat kawat berduri dan polisi.
Petugas ormas dengan berseragam putih dan loreng sempat membantu mengamankan situasi. Beberapa petugas mengejar dan menangkap pedemo yang diduga sebagai provokator.
Aksi kejar terjadi di beberapa titik dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Petugas ormas juga mencoba meminta massa pedemo pulang.
“Mendingan mundur, Bang. Mundur. Kita yang kesalahan nanti,” ujar salah satu petugas ormas sambil menghalau massa.
Baca juga: Pesan Pimpinan DKI soal Demo Tolak UU Cipta Kerja, Patuhi Prokes dan Jangan Rusak Fasum!
Beberapa lain juga menghalau massa yang berada di dekat pintu selatan Monas. Aksi penangkapan pedemo anak muda juga terus dilakukan.
Namun, aksi penangkapan mendapat perlawanan dari pedemo anak muda. Mereka meminta untuk membebaskan teman-temannya.
“Jangan tangkep temen gue, woy. Bebasin temen gue,” ujar salah satu pedemo.
Massa pedemo anak muda terpecah dua. Ada yang berteriak ke arah polisi, ada juga yang berteriak ke petugas ormas.
Petugas ormas yang berada di dekat kawat berduri berusaha bertahan menghalau massa. Namun, massa pedemo anak muda lalu merangsek maju dan petugas ormas mundur.
Massa pedemo anak muda kemudian ada di dua titik. Satu di dekat perbatasan kawat berduri dekat patung kuda, satu lagi di dekat area tanah dekat pagar Monas.
Massa meneriakkan yel meminta turun Jokowi.
“Turun, turun, turun Jokowi. Turun Jokowi, sekarang juga,” teriak massa dengan bergemuruh.
Di sisi pagar, massa pedemo sudah mulai melempari polisi dengan batu. Polisi masih bertahan sambil meminta massa menahan diri dan pulang.
"Mundur, mundur kalian semua!" kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto lewat pengeras suara dari mobil pengurai massa (Raisa) di Jalan Medan Merdeka Barat.
Awalnya Heru mengingatkan remaja-remaja di kawasan Bundaran Bank Indonesia atau kawasan dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha untuk pulang ke rumah masing-masing karena aksi penolakan UU Cipta Kerja sudah selesai.
"Aksi ini aksi damai, teman-teman tadi melaksanakannya dengan baik dan yang lainnya juga begitu. Kita berjanji tadi tidak anarkis dan tidak rusuh. Ya silakan warga dan adik-adik aksi sudah selesai, silakan kembali ke rumah masing-masing tanpa ada anarkisme," ujar Heru.
Baca juga: Pelajar yang Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja Dicatat dalam SKCK hingga Terancam Sulit Dapat kerja
Massa pedemo anak muda tersebut tak bisa dibendung meskipun polisi dan sejumlah anggota ormas yang mencoba menahan massa untuk tak melempar batu.
Massa di arah patung kuda masih belum anarkistis. Mereka kini menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".
Beberapa menit kemudian, penyerangan meluas. Mereka semua ikut melempar batu ke arah polisi.
Wartawan di jembatan penyeberangan orang (JPO) pun menjadi sasaran lemparan batu.
Mereka kemudian berpencar. Ada yang ke arah Pintu Monas.
Di Pintu Monas, penyerangan dilakukan ke arah polisi yang berada di dalam Monas.
Polisi di dalam Monas kemudian keluar dengan kendaraan taktis dan motor. Mereka memukul mundur massa.
Massa terpecah. Ada yang ke arah Balai Kota, Budi Kemuliaan, dan MH Thamrin.
Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Berujung Ricuh, Pekerja di Jakpus Khawatir untuk Pulang
Mereka masih melakukan penyerangan. Polisi terus mengimbau massa untuk membubarkan diri.
Gas air mata terus ditembakkan ke arah massa. Massa terus bertahan sambil melakukan perlawanan.
Sementara itu, pedemo PA 212 sudah tak terlihat. Mereka ikut membubarkan diri di tengah aksi yang rusuh.
Polisi terus menyisir pedemo dengan kendaraan taktis dan berpakaian lengkap menggunakan pelindung untuk mendorong massa mundur.
Di Jalan Sabang, kendaraan taktis masuk hingga ke perempatan Jalan Wahid Hasyim.
Konsentrasi massa mundur ke arah Jalan Jaksa.
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri, dan anggota TNI Yunus sempat terlihat untuk mendorong massa mundur.
Sisa-sisa massa kemudian membuat kerusuhan di beberapa titik, seperti Tugu Tani.
Massa perusuh bentrok dengan kepolisian terjadi di sekitar Tugu Tani sekitar pukul 17.20 WIB.
Massa tampak berkumpul di Jalan Arief Rachman Hakim di dua arah.
Sementara anggota berkumpul di dekat Tugu Tani. Massa membakar berbagai barang di tengah jalan.
Mereka juga melempar batu ke arah polisi.
Massa perusuh juga berkumpul di sekitar Kwitang. Mereka membakar berbagai barang di tengah jalan.
Massa berkumpul di Jalan Kramat Kwitang, tepatnya di sekitar Taman Gunung Agung.
Mereka kemudian membakar berbagai barang berbahan plastik di tengah jalan sekitar pukul 17.40 WIB.
Baca juga: Kapolsek Tanah Abang Bantah Ada Penjarahan di Thamrin City
Hingga pukul 20.00 WIB, beberapa orang perusuh masih mencoba bertahan.
Di Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Kebon Sirih, massa membakar fasilitas umum, seperti water barrier dan tong sampah.
Massa berkerumun di persimpangan jalan dan melakukan long march ke arah Tanah Abang, Jalan KH Mas Mansur, Thamrin City, dan mencoba ke Bundaran Hotel Indonesia.
Di dekat Plaza Indonesia, sekitar pukul 21.10 WIB, massa dihalau oleh anggota Marinir.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak 500 orang yang berasal dari berbagai wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa pukul 16.45 WIB.
"Ada sekitar 500 orang ditangkap, termasuk Anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar, bukan malah ikut aksi," ujar Nana saat ditemui di dekat Halte Bundaran Bank Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Nana mengatakan, hal itu karena aksi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Bundaran Bank Indonesia berakhir ricuh akibat adanya massa perusuh dan didominasi oleh remaja.
Baca juga: Bentrok di Sekitar Patung Kuda, Kapolda Sebut 500 Orang Perusuh Ditangkap
Nana mengatakan, usai massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4.000 orang membubarkan diri dengan tertib pada pukul 16.00 WIB.
Kemudian, malah ada massa perusuh yang melempari batu ke arah petugas keamanan.
“Anak-anak Anarko, inilah bermain ada sekitar 600-an, mereka berupaya provokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing. Namun, mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan," ujar Nana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.