Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pecahnya Kerusuhan di Monas, Berawal dari Kehadiran Massa Tanpa Identitas

Kompas.com - 14/10/2020, 10:16 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja oleh massa PA 212 dan sejumlah ormas lain pada Selasa (13/10/2020) sore yang awalnya berjalan damai menjadi berakhir ricuh.

Massa demonstran terpecah menjadi dua bagian. Ada yang damai dan ada yang menjadi provokator serta perusuh.

Sekitar pukul 15.38 WIB, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib. Dari mobil komando, orator berterima kasih atas partisipasi demo.

Baca juga: Sejumlah CCTV Mati Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ini Penjelasan Pemprov DKI

Massa kemudian balik kanan. Kemudian, ada beberapa orang anak muda yang tak diketahui identitasnya yang melemparkan botol air mineral.

Massa anak muda lain ikut melempar botol air mineral, bahkan batu. Suasana mulai tak terkendali, tetapi penyerangan ke polisi belum terjadi.

Pedemo anak muda mulai berteriak-teriak.

“Tugasmu mengayomi. Tugasmu mengayomi. Pak polisi, pak polisi,” teriak massa anak muda.

Massa anak muda merangsek ke bagian depan dekat kawat berduri dan polisi.

Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Demonstrasi berakhir ricuh.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Demonstrasi berakhir ricuh.

Petugas ormas sempat bantu

Petugas ormas dengan berseragam putih dan loreng sempat membantu mengamankan situasi. Beberapa petugas mengejar dan menangkap pedemo yang diduga sebagai provokator.

Aksi kejar terjadi di beberapa titik dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Petugas ormas juga mencoba meminta massa pedemo pulang.

“Mendingan mundur, Bang. Mundur. Kita yang kesalahan nanti,” ujar salah satu petugas ormas sambil menghalau massa.

Baca juga: Pesan Pimpinan DKI soal Demo Tolak UU Cipta Kerja, Patuhi Prokes dan Jangan Rusak Fasum!

Beberapa lain juga menghalau massa yang berada di dekat pintu selatan Monas. Aksi penangkapan pedemo anak muda juga terus dilakukan.

Namun, aksi penangkapan mendapat perlawanan dari pedemo anak muda. Mereka meminta untuk membebaskan teman-temannya.

“Jangan tangkep temen gue, woy. Bebasin temen gue,” ujar salah satu pedemo.

Massa pedemo anak muda terpecah dua. Ada yang berteriak ke arah polisi, ada juga yang berteriak ke petugas ormas.

Petugas ormas yang berada di dekat kawat berduri berusaha bertahan menghalau massa. Namun, massa pedemo anak muda lalu merangsek maju dan petugas ormas mundur.

Demo penolakan UU Cipta Kerja di Jalan Medan Merdeka Barat berlangsung rusuh, Rabu (13/10/2020).KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Demo penolakan UU Cipta Kerja di Jalan Medan Merdeka Barat berlangsung rusuh, Rabu (13/10/2020).

Lempar batu berbalas gas air mata

Massa pedemo anak muda kemudian ada di dua titik. Satu di dekat perbatasan kawat berduri dekat patung kuda, satu lagi di dekat area tanah dekat pagar Monas.

Massa meneriakkan yel meminta turun Jokowi.

“Turun, turun, turun Jokowi. Turun Jokowi, sekarang juga,” teriak massa dengan bergemuruh.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Gerombolan Remaja Buat Rusuh di Patung Kuda | Ancaman Sulit Dapat Kerja bagi Pelajar yang Demo

Di sisi pagar, massa pedemo sudah mulai melempari polisi dengan batu. Polisi masih bertahan sambil meminta massa menahan diri dan pulang.

"Mundur, mundur kalian semua!" kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto lewat pengeras suara dari mobil pengurai massa (Raisa) di Jalan Medan Merdeka Barat.

Awalnya Heru mengingatkan remaja-remaja di kawasan Bundaran Bank Indonesia atau kawasan dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha untuk pulang ke rumah masing-masing karena aksi penolakan UU Cipta Kerja sudah selesai.

"Aksi ini aksi damai, teman-teman tadi melaksanakannya dengan baik dan yang lainnya juga begitu. Kita berjanji tadi tidak anarkis dan tidak rusuh. Ya silakan warga dan adik-adik aksi sudah selesai, silakan kembali ke rumah masing-masing tanpa ada anarkisme," ujar Heru.

Baca juga: Pelajar yang Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja Dicatat dalam SKCK hingga Terancam Sulit Dapat kerja

Massa pedemo anak muda tersebut tak bisa dibendung meskipun polisi dan sejumlah anggota ormas yang mencoba menahan massa untuk tak melempar batu.

Massa di arah patung kuda masih belum anarkistis. Mereka kini menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".

Beberapa menit kemudian, penyerangan meluas. Mereka semua ikut melempar batu ke arah polisi.

Polisi menangkap para demonstran saat ricuh demo di Jakarta, Selasa (12/10/2020)KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Polisi menangkap para demonstran saat ricuh demo di Jakarta, Selasa (12/10/2020)

Wartawan di jembatan penyeberangan orang (JPO) pun menjadi sasaran lemparan batu.

Mereka kemudian berpencar. Ada yang ke arah Pintu Monas.

Di Pintu Monas, penyerangan dilakukan ke arah polisi yang berada di dalam Monas.

Polisi di dalam Monas kemudian keluar dengan kendaraan taktis dan motor. Mereka memukul mundur massa.

Massa terpecah. Ada yang ke arah Balai Kota, Budi Kemuliaan, dan MH Thamrin.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Berujung Ricuh, Pekerja di Jakpus Khawatir untuk Pulang

Mereka masih melakukan penyerangan. Polisi terus mengimbau massa untuk membubarkan diri.

Gas air mata terus ditembakkan ke arah massa. Massa terus bertahan sambil melakukan perlawanan.

Sementara itu, pedemo PA 212 sudah tak terlihat. Mereka ikut membubarkan diri di tengah aksi yang rusuh.

Di tiga titik, mereka masih melempari petugas

Polisi terus menyisir pedemo dengan kendaraan taktis dan berpakaian lengkap menggunakan pelindung untuk mendorong massa mundur.

Di Jalan Sabang, kendaraan taktis masuk hingga ke perempatan Jalan Wahid Hasyim.

Konsentrasi massa mundur ke arah Jalan Jaksa.

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri, dan anggota TNI Yunus sempat terlihat untuk mendorong massa mundur.

Kerusuhan pecah di titik lain

Sisa-sisa massa kemudian membuat kerusuhan di beberapa titik, seperti Tugu Tani.

Massa perusuh bentrok dengan kepolisian terjadi di sekitar Tugu Tani sekitar pukul 17.20 WIB.

Massa tampak berkumpul di Jalan Arief Rachman Hakim di dua arah.

Sementara anggota berkumpul di dekat Tugu Tani. Massa membakar berbagai barang di tengah jalan.

Beberapa orang membakar berbagai barang di Kwitang, Jakarta, Selasa (13/10/2020) petang.Kompas TV Beberapa orang membakar berbagai barang di Kwitang, Jakarta, Selasa (13/10/2020) petang.

 

Pos polisi sementara dirobohkan 

Mereka juga melempar batu ke arah polisi.

Massa perusuh juga berkumpul di sekitar Kwitang. Mereka membakar berbagai barang di tengah jalan.

Massa berkumpul di Jalan Kramat Kwitang, tepatnya di sekitar Taman Gunung Agung.

Mereka kemudian membakar berbagai barang berbahan plastik di tengah jalan sekitar pukul 17.40 WIB.

Baca juga: Kapolsek Tanah Abang Bantah Ada Penjarahan di Thamrin City

Hingga pukul 20.00 WIB, beberapa orang perusuh masih mencoba bertahan.

Di Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Kebon Sirih, massa membakar fasilitas umum, seperti water barrier dan tong sampah.

Massa berkerumun di persimpangan jalan dan melakukan long march ke arah Tanah Abang, Jalan KH Mas Mansur, Thamrin City, dan mencoba ke Bundaran Hotel Indonesia.

Di dekat Plaza Indonesia, sekitar pukul 21.10 WIB, massa dihalau oleh anggota Marinir.

Tangkap massa

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak 500 orang yang berasal dari berbagai wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa pukul 16.45 WIB.

"Ada sekitar 500 orang ditangkap, termasuk Anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar, bukan malah ikut aksi," ujar Nana saat ditemui di dekat Halte Bundaran Bank Indonesia, Selasa (13/10/2020).

Nana mengatakan, hal itu karena aksi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Bundaran Bank Indonesia berakhir ricuh akibat adanya massa perusuh dan didominasi oleh remaja.

Baca juga: Bentrok di Sekitar Patung Kuda, Kapolda Sebut 500 Orang Perusuh Ditangkap

Nana mengatakan, usai massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4.000 orang membubarkan diri dengan tertib pada pukul 16.00 WIB.

Kemudian, malah ada massa perusuh yang melempari batu ke arah petugas keamanan.

“Anak-anak Anarko, inilah bermain ada sekitar 600-an, mereka berupaya provokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing. Namun, mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan," ujar Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' hingga Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" hingga Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com