Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Penetapan Tersangka Massa Aksi Tolak UU Cipta Kerja di Tangerang

Kompas.com - 15/10/2020, 07:01 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kericuhan terjadi di Jalan Daan Mogot Kilometer 19 Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang berujung pada penetapan enam tersangka peerusakan dan penyerangan terhadap petugas kepolisian.

Peristiwa bermula saat polisi menyekat massa aksi menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang hendak ke Jakarta dari Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang pada Kamis (8/10/2020) lalu.

Kemudian kericuhan terjadi karena massa aksi semakin banyak datang dari arah Kota Tangerang untuk melintasi Jalan Daan Mogot menuju Jakarta.

Blokade yang saat itu dibuat oleh aparat kepolisian jebol lantaran massa aksi mulai berbuat anarkis.

Setidaknya satu mobil milik Satuan Sabhara Polres Metro Tangerang Kota, dan tiga aparat terluka akibat peristiwa tersebut.

Tetapkan enam tersangka

Berselang enam hari dari demo anarkis yang melukai aparat kepolisian tersebut, Polres Metro Tangerang Kota menetapkan enam demonstran yang dinilai melakukan aksi pengerusakan.

Baca juga: Polisi Tetapkan Tersangka 6 Perusuh Demo di Tangerang, 4 Orang Pelajar

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Sugeng Hariyanto mengatakan, enam pelaku ditetapkan sebagai tersangka karena dinilai terbukti melakukan perusakan dan menyerang polisi.

"Kami menetapkan menjadi tersangka kasus perusakan dan penyerangan kepada petugas," kata dia, Rabu (14/10/2020).

Keenam tersangka berinisial EBP, DK, MTS, MS, S dan MI. Sugeng menjelaskan, empat di antara mereka masih berstatus sebagai pelajar.

Bukti kuat diambil dari hasil rekaman pewarta bahwa keenam orang tersebut melakukan penyerangan dan perusakan.

Bermotif kebencian pada petugas polisi

Sugeng mengatakan, motif penyerangan para tersangka kepada petugas kepolisian adalah motif kebencian.

Dia menjelaskan, tersangka marah karena aksi menolak UU Cipta Kerja yang bertujuan ke Jakarta dihalang-halangi oleh polisi.

"Ada nuansa kebencian untuk menyerang aparat keamanan baik TNI dan Polri karena kita menghalangi aksi mereka," kata dia.

Baca juga: Polisi: Tersangka Demo Tolak UU Cipta Kerja di Tangerang Serang Aparat karena Kebencian

Sedangkan untuk para pelajar, Sugeng mengatakan, banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan dalam aksi demonstrasi.

Dia masih mendalami siapa dalang di balik penyebaran ajakan aksi menolak UU Cipta Kerja di kalangan pelajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com