JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, disorot publik setelah bentrokan terjadi saat demo UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020).
Massa perusuh sempat membakar barang di tengah jalan dan merangksek masuk ke permukiman.
Polisi kemudian membubarkan kerumunan dengan berkali-kali menembakkan gas air mata.
Kwitang sejak lama dikenal sebagai salah satu tempat ahli pencak silat. Namanya berasal dari seorang pengembara asal China yang datang ke Batavia pada abad ke-17 bernama Kwee Tang Kiam, sumber lain menyebutkan Kwik Tang Kiam.
Baca juga: Pemukiman di Kwitang Jadi Sasaran Tembak Gas Air Mata, Ini Penjelasan Polisi dan Lurah
Pemberitaan Kompas.com, 11 September 2012, menyebutkan, Kwee Tang Kiam adalah seorang pedagang obat sekaligus ahli bela diri kuntao.
Kehebatan ilmu silat Kwee Tang Kiam diakui masyarakat saat itu.
Dia juga mengajarkan jurus-jurus ampuh yang memadukan unsur tenaga, kekuatan fisik, dan kecepatan.
Tak hanya itu, Kwee Tang Kiam juga pandai berdagang. Karena usahanya, hampir semua tanah yang berada di lingkungan tempat tinggalnya merupakan miliknya.
Oleh sebab itu, nama kampung tempatnya tinggal disebut Kwitang oleh orang-orang Betawi kala itu.
Namun, kejayaan Kwee Tang Kiam mulai memudar setelah tanah miliknya sedikit demi sedikit dijual oleh anaknya yang gemar berjudi.
Tanah itu dijual kepada orang-orang keturunan Arab yang banyak bermukim di daerah itu.
Komunitas Arab ini kemudian mendirikan masjid Kwitang yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1963.
Baca juga: Warga Kwitang Berharap Ada Bantuan Keamanan Jika Terjadi Demo Lagi
Masjid ini menjadi besar karena kepemimpinan Habib Kwitang. Seiring dengan berjalannya waktu, wilayah ini dikenal menjadi tempat bermukim para habib.
Kehebatan ilmu silat Kwitang pernah disegani dan diakui masyarakat kala itu. Saking terkenalnya, dalam novel berjudul Nyai Dasima (1896), dikisahkan Nyai Dasima dibunuh oleh seorang jago silat asal Kwitang.
Di tempat ini juga berdiri perguruan Silat Mustika Kwitang yang melahirkan atlet-atlet berbakat.