Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Isu Warga Akan Lawan Perusuh Demo, Kapolres Tegaskan Jangan Ada Bentrok

Kompas.com - 19/10/2020, 13:05 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sempat beredar isu bahwa warga Jakarta Barat akan melakukan perlawanan terhadap perusuh demonstrasi.

Menanggapi kabar tersebut, pihak Polri-TNI meminta warga untuk tetap di rumah dan menjaga rumahnya masing-masing, sementara keamanan lingkungan akan dijaga oleh TNI-Polri dari luar.

Hal tersebut dinyatakan oleh Kapolres Jakarta Barat Audie S Latuheru dan Kolonel Inf Dadang Ismail Marzuki, pada Senin (19/10/2020) pagi.

Polri-TNI mengumpulkan ketua RT dan Camat se-Jakarta Barat untuk menyampaikan imbauan tersebut.

"Kita samakan presepsi dengan Pak Dandim, jangan sampai ada bentrok antarwarga. Jadi kami samakan presepsi, sudah warga jaga rumahnya masing-masing aja nanti kami TNI Polri yang jaga diluar. Kami yang jaga di luar," kata Audie.

Baca juga: 3 Peristiwa Ambulans Dipakai Perusuh Saat Demo di Jakarta

Ia menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi warga yang pada demonstrasi sebelumnya, memutuskan untuk menjaga rumahnya masing-masing, alih-alih ikut turun melawan perusuh demonstrasi.

"Kita ambil pengalaman dari daerah lain dan kejadian di Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Mereka (warga) akan menjaga rumahnya masing-masing. Kita sepakat seperti itu," tutur dia.

Senada dengan imbauan Audie, Kolonel Inf Dadang Ismail Marzuki juga meminta warga untuk tinggal di rumah saja. Hal ini disebabkan pihaknya sempat kesulitan membedakan antara masyarakat sekitar dan massa aksi.

"Kami kemarin repot mau membedakan masyarakat sekitar dan mana peserta aksi pendemo susah sekali. Artinya untuk jaga keamanan kita bersama," ujarnya.

Dalam mengimbau warga, Polri-TNI turut merangkul RT RW setempat untuk mengingatkan warga supaya tidak turun ke jalan, dan agar pelajar tidak ikut demonstrasi.

Baca juga: Bentrok di Sekitar Patung Kuda, Kapolda Sebut 500 Orang Perusuh Ditangkap

"Masyarakat yang kita libatkan RT RW untuk mampu mengimbau warganya supaya tidak usah turun kejalan, dan mengingatkan siswa untuk di rumah saja, tidak ikut aksi sehingga kita lebih bisa membedakan," ujar dia.

Meski demikian, pihaknya tetap mengingatkan warga untuk mengantisipasi perusuh yang masuk ke lingkungan warga ketika demo berujung rusuh.

Untuk itu, warga diingatkan untuk dapat membedakan mana perusuh dan mana yang merupakan pengunjuk rasa.

"Juga kita sampaikan kepada warga mana pengunjuk rasa dan mana perusuh. Tadi saya sampaikan kepada mereka, apa yang dibawa mereka itu mengidentifikasi mereka. Kalau yang dibawa itu spanduk, toa dan bendera itu pengunjuk rasa. Kalau yang dibawa bom molotov ya perusuh," ucap Audie.

Sejak disahkannya UU Cipta Kerja pada Senin (5/10/2020), gelombang penolakan dari warga terus berdatangan.

Berbagai elemen masyarakat dan buruh turun ke jalan untuk menyampaikan protesya.

Aksi sempat diwarnai kericuhan dan berimbas bagi rusaknya fasilitas umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com