Selama tinggal di sana, Cai Changpan juga sering keluar masuk untuk berburu di hutan itu.
"Kedua, dari beberapa masukan sekitar warga kalau terpidana ini memiliki hobi berburu. Jadi sering keluar masuk ke hutan tersebut," katanya.
Keahlian itu membuat Cai Changpan mampu bertahan hidup di dalam hutan selama sebulan terakhir,
Nana menjelaskan, keberadaan Cai Changpan terungkap setelah anggota mendapat informasi keberadaan Cai dari warga sekitar.
Warga melaporkan bahwa setiap malam ada seseorang yang mencurigakan berada di dalam pabrik pembakaran ban sekitar Hutan Tenjo.
Baca juga: Polisi Sebut Cai Changpan Tak Asing dengan Hutan Tempat Pelariannya
"Warga sampaikan ke Kepala Desa Koleang kemudian disampaikan ke anggota bahwa di sekitar pembakaran ban kalau malam ada seseorang yang mencurigakan dan menginap," ujar Nana.
Nana menjelaskan, anggotanya menerima laporan warga pada 16 Oktober 2020.
Tim khusus menuju ke lokasi satu hari setelah mendapatkan laporan tersebut.
"Pada tanggal 17 kita lakukan upaya penggeledahan dan ditemukan terpidana mati menggantung diri di lokasi tersebut," kata Nana.
Identitas jasad tersebut dipastikan Cai Changpan berdasarkan identifikasi sidik jari dan tato yang ada tubuhnya.
Tato tersebut menjadi ciri dan data polisi untuk memburu Cai Changpan setelah kabur dari Lapas Tangerang.
"Identifikasi bahwa beberapa ciri-ciri ini identik terpidana mati Cai Changpan mulai dari sidik jari dan beberapa tato," ujar Nana.
Berbagai cara dilakukan terpidana mati Cai Changpan untuk bertahan hidup di dalam hutan sebelum ditemukan tewas gantung diri.
Belakangan diketahui, Cai Changpan kerap mencuri sejumlah makanan milik pekerja pembakaran ban.
"Memang ada beberapa yang mengaku makanan mereka sering hilang. Mungkin dia (Cai Changpan) lapar kemudian diambil," kata Nana.
Baca juga: Polisi Sebut Cai Changpan Bunuh Diri karena Terdesak Kepungan Tim Khusus