Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemandu Wisata Terdampak Pandemi Covid-19, Aji Banting Setir Jualan Furnitur

Kompas.com - 20/10/2020, 06:31 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Biasa bekerja keliling dari satu daerah ke daerah lain, Prasetyo Aji (28) sejak bulan Maret harus banyak berdiam diri di rumah. Pandemi Covid-19 adalah penyebabnya.

Aji merupakan seorang tour leader dan pemandu wisata di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Penghasilan Aji berkurang hingga 50 persen.

Roda perekonomian di sektor pariwisata berhenti bergulir akibat Covid-19.

Pada awal Maret, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pariwisata merupakan sektor pertama dan paling terdampak atas pandemi Covid-19.

Baca juga: Nekat Resign Saat Pandemi Covid-19, Pegawai Bank Ini Banting Setir Jadi Juragan Risol dan Dimsum

Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara anjlok. Mereka tak berani pergi dan berbenturan dengan regulasi negara asal.

Aji menjadi pekerja sektor pariwisata yang terdampak yaitu dengan pemotongan gaji. Akhirnya, pandemi Covid-19 memaksanya untuk membanting setir agar tak terperosok lebih dalam.

“Karena waktu pandemi itu, pariwisata berhenti total dari bulan Maret, April, Mei. Selama pariwisata berhenti itu, gue putar otak itu. Gue banting setir. Apa yang bisa gue kerjain, gue kerjain,” kata Aji saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Minggu (18/10/2020).

Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

 

Aji merasakan sekali dampak pandemi Covid-19 terhadap dirinya dan sektor pariwisata. Di masa pandemi, kerumunan yang menjadi salah satu ciri khas pariwisata tak diperbolehkan.

“Pandemi ini kan apa-apa dibatasin. Enggak boleh kumpul-kumpul. Kalau pun sudah buka kan protokol kesehatan makin ketat. Biayanya lebih besar,” tambah Aji.

Akun media sosial pureniture.id milik Prasetyo Aji (28) yang menjual jasa pembuatan furnitur. Dok. Pureniture.id Akun media sosial pureniture.id milik Prasetyo Aji (28) yang menjual jasa pembuatan furnitur.

Mulai berbisnis furnitur

Aji akhirna memberanikan diri untuk memulai usaha furnitur lantaran tertarik dengan perabot kayu. Ketertarikannya terhadap kayu sudah ia rasakan sejak kecil.

“Karena gue senang lihat-lihat desain arsitektur. Ceritanya pas kecil mau jadi arsitek. Waktu kecil ada teman, kakaknya arsitek. Lihat dia bikin maket-maket. Kok seru juga. Waktu itu pernah lewat tukang kayu, mampir aja. Tanya-tanya,” tambah Aji.

Sekitar bulan Juni, ia pergi ke Blora naik bus untuk bertemu rekannya. Aji mengajak kerja sama dengan rekannya yang memiliki workshop kayu di Blora, Jawa Tengah.

Baca juga: Kisah Bayu, Bos Sound System yang Kini Jualan Sayur demi Bertahan di Tengah Pandemi

“Gue hubungin teman yang punya workshop di Blora. Kan di Blora kayu jati banyak tuh. Waktu itu gue hubungi dia, gimana kalo gue bantuin branding, pake brand gue,” lanjut Aji.

Dengan merek pureniture.id, Aji mencoba menjadi juragan furnitur. Aji membuat merek, menerima pesanan, dan memasarkan jasa dan produk furnitur milik rekannya di Blora lewat media sosial Instagram.

Ternyata, gayung bersambut. Ajakan Aji diterima oleh rekannya.

“Ya sudah bisa katanya. Gue bikin MOU. Kesepakatan gue yang jualin, dia yang produksi. Kemudian muncullah itu pureniture.id,” kata laki-laki lulusan program studi Sosiologi di Universitas Gajah Mada itu.

Sediakan kursi, meja, dan pelanggan teman

Pureniture.id menyediakan furnitur seperti meja, kursi, sofa, dan furniture custom dengan konsep klasik maupun modern. Aji memegang prinsip Palugada alias Apa yang Lu Mau, Gue Ada.

“Apa aja gue bisa. Bisa custom, misalnya punya desain gimana tinggal didiskusiin,” kata Aji.

Harga furniture berkisar Rp 200.000 hingga Rp 10 juta. Bahan-bahan kayu yang digunakan seperti kayu jati biasa, jati belanda, dan kayu ulin.

Seiring berjalannya waktu, usaha Aji cukup disambut baik. Sejak tiga bulan menjalankan usaha, Aji sudah menerima pesanan dari rekan-rekannya.

Pembelinya rata-rata dari Jakarta, Bogor, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Barang pesanan dikirim langsung dari Blora.

Baca juga: Sulit Cari Kerja di Tengah Pandemi, Fresh Graduate Ini Jualan Piyama yang Laris Manis berkat WFH

Selama tiga bulan, omset rata-rata dari bisnis Aji sekitar Rp 1 juta. Namun, tren penghasilannya meningkat 30 persen per bulannya.

“Uangnya lumayan bisa banget membantu kebutuhan kebutuhan sehari-hari, tabungan, kasih uang ke orangtua,” tambah Aji.

Purniture.id masih menyisakan pekerjaan rumah untuk memperluas penjualan. Merek usaha Aji diakui masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.

“Kalau untuk masyarakat umum kan banyak yang belum tahu. Masih perlu pemasaran yang lebih bagus lagi,” tambah dia.

Baca juga: Kisah Junaedi, 15 Kali Gagal Lamar Kerja dan Jatuh Bangun Bangun Usaha di Tengah Pandemi Covid-19

Sekarang Aji tak banyak mengambil untung dari penjualannya. Ia hanya memikirkan mereknya bisa dikenal luas.

Namun, ia bersyukur usahanya bisa sedikit menambal lubang penghasilannya yang hilang. Ia berpikir untuk meneruskan usaha pureniture.id jika pandemi Covid-19 telah berakhir.

“Kita lihat nanti, kalau pariwisata udah balik normal, ya mungkin buat sampingan aja,” kata Aji.

Bisa Memutar otak untuk tetap berkreasi dan menghasilkan uang adalah salah satu anugerah untuk Aji. Jika tak mengerjakan sesuatu, otaknya bisa tumpul lantara Aji tak bisa berdiam diri.

“Semoga pandemi segera berakhir dan pariwisata segera kembali normal dan gue bisa menjalankan kegiatan gue seperti sebelum pandemi,” ujar Aji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com