Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seputar Demo 20 Oktober di Jakarta: Soroti Setahun Jokowi-Ma'ruf, Bubar Tanpa Bentrokan

Kompas.com - 21/10/2020, 05:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja kembali berlangsung di kawasan Medan Merdeka Barat, depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, pada Selasa (20/10/2020).

Aksi tolak UU Cipta Kerja dihadiri sedikitnya 2.150 demonstran, sebagian besar merupakan elemen buruh sedangkan sisanya merupakan mahasiswa yang utamanya tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

Selain menuntut agar undang-undang kontroversial itu segera dicabut, demonstrasi kemarin juga sekaligus momen peringatan setahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Massa Buruh dan Mahasiswa Demo Tolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda

Berikut Kompas.com merangkum sejumlah hal mengenai demonstrasi kemarin:

1. Jokowi lagi-lagi tak temui demonstran

Setelah dikritik karena melawat ke Kalimantan Tengah untuk menengok kawasan lumbung pangan pada demonstrasi besar 8 Oktober lalu, Presiden RI Joko Widodo kembali jadi sorotan karena lagi-lagi tak berada di Istana Negara kemarin.

Ketika buruh dan mahasiswa kembali unjuk rasa dalam jumlah besar serta berharap dapat menemuinya untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka, Jokowi pilih berkantor di Istana Bogor. Ia menjamu Perdana Menteri Jepang, Suga Yoshihide dan istrinya Suga Mariko.

2. Sorotan mahasiswa atas 1 tahun kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf

Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Remy menyinggung bahwa Indonesia seperti layaknya negeri dongeng dalam satu tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Negara telah gagal mengelola ini. Dalam satu tahun Jokowi, ini mengisyaratkan negeri ini seperti negeri dongeng," kata Remy dalam orasinya di atas mobil pickup.

Baca juga: BEM SI Ultimatum Presiden Jokowi untuk Terbitkan Perppu dalam 8x24 Jam

Melalui orasi, aliansi BEM SI juga menyampaikan berbagai permasalahan selama satu tahun kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf, salah satunya soal permasalahan agrarian.

"Ada sekitar 700 kasus permasalahan agraria yang belum selesai," ujar Remy.

Bukan hanya Undang-Undang Cipta Kerja, banyak masalah yang terjadi dalam kepengurusan Presiden Jokowi. Menteri Pendidikan dari kemarin tidak bolehkan demo dengan alasan physical distancing," katanya.

Lebih dari itu, mahasiswa mengultimatum Jokowi agar segera menerbitkan Perppu untuk membatalkan UU Cipta Kerja. Apabila ultimatum itu tak diindahkan Jokowi, mahasiswa menyebut akan ada gerakan massa yang lebih besar dari saat ini.

"Apabila tidak dapat melakukan hal tersebut dalam jangka waktu 8x24 jam sejak ultimatum ini dikeluarkan, maka kami memastikan akan adanya gerakan besar dari mahasiswa seluruh Indonesia yang membuat kegentingan nasional tepat pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020," kata Remy.

3. Aksi teatrikal

Selain berorasi, massa aliansi BEM SI turut menggelar aksi teatrikal dalam unjuk rasa. Salah satunya dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Lampung di sekitar Patung Kuda.

Demonstrasi gabungan mahasiswa dan pelajar mengadakan unjuk rasa menolak Omnibus Law. Mereka sempat melakukan aksi teatrikal, pada Selasa (20/10/2020).KOMPAS.COM/JAKA HB Demonstrasi gabungan mahasiswa dan pelajar mengadakan unjuk rasa menolak Omnibus Law. Mereka sempat melakukan aksi teatrikal, pada Selasa (20/10/2020).

"Demokrasi! Demokrasi! Kembalikan suaraku!" seru mahasiswa tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com