Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Mulai Data Penerima Vaksin Covid-19, Siapa Saja yang Jadi Prioritas Menurut Ahli?

Kompas.com - 21/10/2020, 06:17 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mulai mendata warganya untuk mendapat vaksin.

Pasalnya Kota Bekasi hanya dijatah mendapat vaksin untuk disuntikkan ke 480.000 jiwa pada awal 2021.

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Miko Yunis Wahyono menyarankan agar penerima vaksin yang didahulukan adalah petugas kesehatan.

"Jadi yang divaksinasi itu yang paling besar berisiko terinfeksi virus adalah petugas kesehatan, semua epidemiologi rasanya sependapat," ujar Miko saat dihubungi, Selasa (20/10/2020).

Selain petugas kesehatan, Miko juga menyarankan agar petugas publik juga jadi prioritas penerima vaksin.

Baca juga: Klaim Biaya Penanganan Covid-19, RS di Kota Bekasi Baru Dapat 37 Persen dari Kemenkes

Pejabat publik yang dimaksud yakni polisi, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan beberapa instansi lainnya yang kerap bertemu dengan masyarakat.

"Kalau pejabat publik bisa tua bisa muda, tetapi kan masalahnya pekerjaannya dia harus ketemu publik, itu kita enggak tahu sakit atau tidak (publiknya)," ucap Miko.

Dia mengatakan, vaksin juga harus diberikan kepada masyarakat yang kerap berada di luar rumah.

Miko tak setuju jika vaksin diberikan ke lansia. Pasalnya, kata dia, lansia seharusnya terus berada di rumah.

"Kalau vaksin di area klaster rumah tangga banyak jadi semua rumah tangga di vaksin saja, itu kan enggak benar. Cara yang paling benar kan orang yang berisiko, kalau orang tua, kalau dia keluar-keluar, ya orang tua yang bandel aja," tutur dia.

Baca juga: Wagub DKI: Vaksin Covid-19 Diutamakan untuk Tenaga Kesehatan

Adapun Pemkot Bekasi kini tengan menyusun micro planning atau skenario pemberian vaksin Covid-19.

Di dalam skenario itu, ada klasterisasi penduduk yang nantinya akan diberikan Covid-19. Pasalnya tak semua warga Bekasi mendapatkan vaksin Covid-19.

Klasterisasi penduduk itu akan dibagi per kelurahan melihat kepadatan jumlah penduduknya.

Nantinya akan dipilih siapa saja penduduk di dalam satu kelurahan tersebut yang diprioritaskan untuk dapat vaksin tahap pertama.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, tiap kecamatan akan mendapat jatah vaksin yang berbeda. Hal itu tergantung banyaknya sebaran kasus Covid-19 di wilayah tersebut.

"Untuk krosceknya kita akan memberi format ke wilayah. Kemudian nantinya itu yang akan jadi pijakan kroscek dengan data yang dikeluarkan Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil). Tetapi jangan salah ya, ini data bisa saja tidak seluruh penduduk tercapai karena kita datanya terbatas," kata Dezi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com