BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi Eko Nugroho mengaku khawatir pendapatan rumah sakit swasta anjlok bahkan kolaps selama pandemi Covid-19.
Hal itu lantaran klaim biaya pelayanan kesehatan pasien Covid-19 ke Kementerian Kesehatan membutuhkan proses lama.
"Potensi cash flow (arus kas) terganggu tetap ada, karena kan prosesnya ini cukup panjang. Ini tetap ada potensi gangguan cash flow," ujar Eko saat dihubungi, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Tempat Tidur Isolasi di RS Rujukan Covid-19 Kota Bekasi Masih Tersisa 392 Unit
Dia mengatakan, Pemerintah begitu ketat melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen yang jadi syarat pencairan klaim dari rumah sakit.
Bahkan banyak dokumen kasus Covid-19 yang diajukan ke Kemenkes masih harus diverifikasi dan diklaim ulang oleh rumah sakit maupun BPJS karena administrasinya kurang lengkap.
"Hasil verifikasi ada yang dianggap layak dokumen administrasinya, ada yang menjadi dispute, jadi mesti dilengkapi lagi sama rumah sakit," kata dia.
Eko mengatakan, proses pencairan anggaran pelayanan kesehatan pasien Covid-19 bisa sampai sebulan lebih.
Padahal kata dia, rumah sakit harus tiap hari mengeluarkan anggaran untuk pelayanan kesehatan rumah sakit.
"Kekhawatirannya karena usia dokumen (berproses) sampai dibayarkan itu kan tidak sebentar, memakan waktu sampai 1 bulan, bahkan lebih. Padahal kita pelayanan di rumah sakit setiap hari," kata dia.
Dia berharap klaim biaya pelayanan kesehatan pasien Covid-19 yang telah diajukan ke Kemenkes segera cair.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan