Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Pantau Simulasi Vaksinasi Covid-19 di Depok

Kompas.com - 22/10/2020, 16:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau langsung simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020).

Sebagai informasi, Depok akan menjadi salah satu kota prioritas vaksinasi Covid-19 karena tercatat sebagai penyumbang infeksi virus corona terbanyak di Jawa Barat.

Hingga data terbaru per kemarin, Depok sudah melaporkan 6.456 kasus Covid-19 sejak Maret 2020. Sebanyak 1.363 orang di antaranya masih dirawat saat ini.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, simulasi hari ini dilakukan dengan tujuan menghitung berbagai hal yang diperlukan terkait vaksinasi, seperti waktu, frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan tempat.

"Kami melaksanakan simulasi karena kami ingin tahu, pertama apakah jumlah puskesmas di Depok dan Jawa Barat ini cukup," ujar Emil kepada wartawan, Kamis.

"Kalau tidak cukup berarti gedung serbaguna, gedung bulutangkis, semua harus kita sulap menjadi tempat pemvaksinan," imbuhnya.

Baca juga: Bio Farma: 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Indonesia pada 2021

Dalam simulasi diketahui, kelak dalam proses vaksinasi, penerima vaksin akan melalui sejumlah tahapan yang kurang lebih menyita 45 menit per orang, di luar waktu mengantre.

Salah satu tahap yang agak memakan waktu ialah menanti reaksi tubuh usai disuntik vaksin, yang kira-kira membutuhkan 30 menit.

"Nah nanti ketahuan satu puskesmas tipe begini, itu satu hari kerja bisa melakukan pelayanan pemvaksinan berapa jumlahnya. Katakanlah 100, nanti kami hitung berapa jumlah puskesmas di Depok, dikalikan jumlah sasaran yang ditargetkan," jelas Emil.

"Rekan-rekan juga harus tahu bahwa vaksin itu tidak disuntik sekali tetapi dua kali. Jadi orang yang sama disuntik vaksin, mungkin di hari ke-30 atau sesuai arahan dokter dia harus datang lagi. Jadi kebayang kan rumitnya sudah me-manage, dikalikan jumlah penduduk kemudian dikalikan 2 kali proses," lanjutnya.

Kemudian, dari sana pemerintah bakal menghitung kecukupan jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Dapat Kepercayaan Internasional untuk Produksi Vaksin Covid-19, Ini Respons Bio Farma

Apabila jumlah tenaga kesehatan kurang, maka pemerintah akan mempertimbangkan merekrut relawan vaksinasi sesuai dengan kriteria.

"Nah inilah kerumitan yang sedang kita proses (melalui simulasi hari ini). Tetapi lebih baik menjadi masyarakat yang siap daripada nanti keteteran," kata Emil.

Eks Wali Kota Bandung tersebut berujar, hasil simulasi hari ini akan dievaluasi, untuk kemudian dihitung dan dibuat pemodelan statistiknya.

"Kabar (hasilnya) ini mungkin baru bisa kami berikan dalam seminggu ke depan. Saya lakukan jauh-jauh hari maksudnya supaya kita bisa masuk menghitung statistiknya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com