Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Realistis Kondisi Normal dari Pandemi Covid-19 Baru 2022

Kompas.com - 22/10/2020, 19:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap agar masyarakat tak terbuai dengan harapan vaksinasi Covid-19 akan segera mengakhiri pandemi.

Pemerintah Indonesia rencananya akan memulai vaksinasi pada akhir 2020, sebelum berlanjut pada tahun depan, meskipun keputusan ini dianggap tergesa-gesa oleh kalangan kesehatan.

"Kelihatannya tahun 2021 Covid-19 ini masih menyertai kita dengan segala dinamika seperti 2020. Jadi kalau disampaikan 2021 akan normal, menurut saya terlalu optimistis," ujar pria yang akrab dipanggil Emil itu kepada wartawan dalam lawatannya ke Depok, Kamis (22/10/2020).

"Saya mendoakan itu terjadi. Tetapi kalau mau realistis menurut saya baru 2022 lah," lanjutnya.

Baca juga: Minggu Depan Long Weekend, Ridwan Kamil Minta Warga Jakarta Tak Liburan ke Puncak

Emil mengatakan, tahun 2021 masih merupakan kurun waktu ketika pemerintah akan menggencarkan penyuntikan vaksin.

Selama penyuntikan belum 100 persen, maka protokol pencegahan penularan Covid-19 harus tetap dilakukan karena ada beberapa kalangan yang masih belum kebal terhadap virus corona.

"Dalam menyuntik vaksin kan ada yang sudah disuntik vaksin dan ada yang belum. Berarti kan protokol pakai masker, jaga jarak, cuci tangan itu masih terus berlangsung selama tahun penyuntikan di 2021," sebut Emil.

Eks Wali Kota Bandung tersebut juga meminta masyarakat tak menganggap vaksin 100 persen efektif melawan Covid-19.

Efek vaksinasi memang signifikan dalam menekan wabah dalam jangka panjang, namun tak ada garansi bahwa efek pengaruh vaksin bisa 100 persen, kata dia.

Baca juga: Ridwan Kamil Khawatir Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar Setelah Long Weekend

"Ambil contoh penyakit cacar ya. Sebelum ada vaksin itu tinggi sekali statistiknya. Setelah ada vaksin, dia turun bahkan sampai sudah tidak ada lagi sekian tahun. Vaksin juga didapat bukan jaminan, enggak ada di dunia ini yang dijamin 100 persen," jelasnya.

"Yang ada adalah mendekati tadi persentase mayoritas, tapi kalau disebut 100 persen saya kira terlalu takabur lah. Jadi kalau ditanya itu efektif, ya efektif. Tapi, tidak ada jaminan 100 persen untuk semua urusan, termasuk obat atau vaksin," ujar Emil.

Dalam vaksinasi tahap 1, kata Emil, warga yang divaksin adalah yang berusia 18-59 tahun, sebanyak 20 persen dari total populasi.

Kemudian, vaksin bakal diprioritaskan buat tenaga medis, aparat TNI-Polri, dan sejumlah kalangan pekerja yang dinilai rentan, kemudian warga yang tinggal di zona risiko tinggi.

Baca juga: Ridwan Kamil Pantau Simulasi Vaksinasi Covid-19 di Depok

Sebagai informasi, vaksinasi Covid-19 di Indonesia menuai pro-kontra. Kalangan kesehatan menilai, vaksinasi Covid-19 semestinya tak tergesa-gesa dilakukan.

Pasalnya, dalam vaksinasi tahap 1 yang rencananya menggunakan vaksin Sinovac pabrikan mancanegara, belum ada hasil uji klinis yang dilakukan terhadap relawan dalam negeri untuk membuktikan efektivitasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com