JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak perusahaan bioskop terkendala dengan peraturan Pemprov DKI Jakarta, yang mengatur jumlah penonton bioskop hanya dapat diisi 25 persen saja dari kapasitas studio.
Pembatasan jumlah penonton dengan batas maksimal 25 persen dari total kapasitas studio akhirnya berimbas pada masuknya film luar negeri ke bioskop di dalam negeri.
Pengelola bioskop pun mengeluh bahwa penyuplai film luar negeri enggan mengirimkan filmnya ke Indonesia karena jumlah penonton tak akan sesuai target dan ekspektasi.
Baca juga: Hari Pertama Bioskop Buka, Manajemen CGV dan Cinepolis Klaim Penonton Antusias
Menanggapi situasi tersebut, manajemen Cinepolis mengungkap seperti apa strategi mereka agar bioskopnya tidak sepi pemutaran film.
Menurut Brand Marketing & Partnership Manager Cinepolis Indriana Listia Rahmawati, pada kondisi seperti saat ini, film-film dalam negeri justru mendapat angin segar untuk segera mendapatkan layar dan studio di bioskop yang telah beroperasi.
Indriana menilai, banyak film dalam negeri yang dapat mengundang minat masyarakat untuk nonton film di bioskop.
“Justru ini adalah saatnya film film Indonesia untuk bersinar. Justru kami memberi kesempatan untuk film film Indonesia. Film-film independen yang masuk ke Indonesia itu juga akan jadi salah satu pilihan untuk kita,” kata dia saat dihubungi Jumat (23/10/2020).
Baca juga: Upaya Bioskop Bangkit Lagi meski Dibatasi Aturan-aturan Menonton Saat Pandemi
Berkait adanya peraturan 25 persen jumlah penonton, Cinepolis agaknya tak mau berkomentar lebih jauh. Indriana mengaku bahwa Cinepolis berusaha mengikuti peraturan yang sudah diberlakukan Pemprov DKI.
“Jadi kalau pemerintah sudah memberikan keputusan ya kami akan jalankan,” ucap dia.
Saat ini, Cinepolis sudah mulai beroperasi selama tiga hari. Mereka telah buka di lima lokasi, yakni yakni Plaza Semanggi, Pluit Village, Gajah Mada Plaza, Tamini Square, dan Cibubur Junction.
Indriana memastikan, selama beroperasi Cinepolis sudah menerapkan protokol kesehatan untuk karyawan maupun penonton.
Sebelumnya, ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menilai bahwa aturan batas maksimal penonton sebanyak 25 persen dari kapasitas studio bakal merugikan pengusaha bioskop.
Baca juga: Jumlah Penonton Bioskop Hanya Boleh 25 Persen, Asosiasi: Kami Merugi
“Jangan sampai merugi kita, kalau 25 persen merugi kita, buktinya film second diputar di Jakarta. Mana mau (penontonnya),” kata dia ketika dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020).
Bukan tanpa alasan Djonny mengatakan hal tersebut. Pasalnya, banyak industri film yang enggan menyuplai filmnya ke bioskop-bioskop jika kapasitas penonton hanya 25 persen.
Mereka menilai tidak ada keuntungan yang didapat lantaran jumlah penonton bakal jauh dari target dan ekspektasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.